kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.806   -11,00   -0,07%
  • IDX 7.495   15,66   0,21%
  • KOMPAS100 1.160   5,20   0,45%
  • LQ45 920   6,64   0,73%
  • ISSI 226   -0,42   -0,18%
  • IDX30 475   4,07   0,87%
  • IDXHIDIV20 573   5,09   0,90%
  • IDX80 133   0,84   0,63%
  • IDXV30 140   1,19   0,85%
  • IDXQ30 158   1,00   0,64%

Program Populis Prabowo-Gibran Dinilai Memberatkan APBN, Begini Saran Ekonom


Rabu, 20 Maret 2024 / 13:46 WIB
Program Populis Prabowo-Gibran Dinilai Memberatkan APBN, Begini Saran Ekonom
ILUSTRASI. Vice president candidate Gibran Rakabuming Raka, the eldest son of?Indonesian President Joko Widodo and current Surakarta's Mayor, delivers his speech as Indonesia's Defence Minister and leading Presidential candidate Prabowo Subianto stands, at an event showing the quick-count results of the general election in Jakarta, Indonesia, February 14, 2024. REUTERS/Willy Kurniawan


Reporter: Aurelia Lucretie | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID. JAKARTA. Calon Presiden Prabowo Subianto dan Calon Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka telah merancang sederet program kerja yang ditaksir akan memberatkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). 

Beberapa program yang akan menelan banyak biaya antara lain makan siang gratis, hilirisasi industri baik tambang maupun pertanian, serta lanjutan pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).

Pengamat ekonomi Center of Economics and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira Adhinegara, mengigatkan bahwa ada baiknya program seperti makan siang gratis diuji coba terlebih dahulu dengan anggaran maksimum Rp 5 triliun pada dua tahun pertama Prabowo-Gibran menjabat.

Baca Juga: Sri Mulyani Beberkan Perkembangan Perekonomian Global dan Indonesia pada 2024

Dimana pasangan nomor urut dua ini hampir dipastikan memenangi konstestasi pemilihan presiden 2024 dengan raihan suara terbanyak.

Bukan tanpa alasan, menurutnya, pemerintah harus berhati-hati atas dampak fiskal yang dapat ditimbulkan dari program tersebut.

"Karena situasi pendapatan negara tidak berlimpah, begitu juga cari utang baru tidak gampang dengan situasi global yang meredup," terang Bhima kepada KONTAN, Rabu (20/3). 

Bhima melanjutkan dengan menjalankan beberapa program besar tersebut secara sekaligus dapat sangat membebani APBN. 

Baca Juga: Makan Siang Gratis dan Ketimpangan

Menurutnya, idealnya, pemerintah perlu melakukan beberapa upaya seperti realokasi anggaran perjalanan dinas, memangkas tunjangan pejabat dan biaya fasilitas, menghemat dengan penggabungan nomenklatur kementerian/lembaga, melakukan penajaman insentif pajak, dan membuka ruang renegosiasi utang dengan skema debt cancellation dan debt swap for nature. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×