Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
Selain pengurangan risiko tembakau, program Kampus Merdeka juga mendorong inovasi dan kajian baru terkait pengurangan risiko pada isu lingkungan. Prof. Endang Sukara Ph.D, pakar Life Science yang merupakan Wakil Ketua LIPI, anggota AIPI, dan Guru Besar UNAS menjelaskan bahwa inovasi serta penelitian di bidang bioteknologi harus lebih banyak didorong oleh universitas karena berpotensi besar mengurangi risiko kesehatan dan lingkungan.
“Dalam konteks pengurangan bahaya lingkungan, penelitian terkait restorasi ekosistem daratan, hutan, dan ekosistem laut dalam skala nasional dan global melalui riset trans atau meta disiplin dapat menjadi awal solusi penyelesaian masalah lingkungan dan mendulang keuntungan dari proses konservasi pemanfaatan secara berkelanjutan dan pembagian keuntungan” paparnya.
Dalam webinar tersebut, CHAPTERS juga turut mengundang dua narasumber lainnya yaitu Dosen KK Farmakokimia dari Sekolah Farmasi ITB, Dr. rer.nat. Rahmana Emran Kartasasmita, M.Si, dan Direktur Pusat Studi Perdagangan Dunia UGM, Dr. Riza Arfani MA.
Baca Juga: Sedang diet? Ini 8 minuman yang efektif membantu menurunkan berat badan
Dalam paparannya Dr. Riza membahas mengenai tantangan yang tengah dihadapi oleh dunia industri Indonesia saat ini yaitu adanya upaya global untuk mengurangi dampak risiko industri melalui regulasi dan kampanye norma baru bagi industri yang dianggap berdampak negatif.
Perkembangan ini memiliki pengaruh signifikan bagi Indonesia dengan sejumlah komoditas yang dikategorikan memiliki eksternalitas kesehatan dan lingkungan seperti sawit, industri hasil tembakau, tekstil, dan otomotif.
“Peran Universitas dibutuhkan untuk turut membantu Pemerintah Indonesia merumuskan strategi transisi dan transformasi industrial agar komoditas-komoditas dan industri sektoral kunci tersebut dapat menyesuaikan diri dengan lanskap regulasi global dan domestik”, tutup Dr. Riza.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News