Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) menargetkan implementasi program biodiesel 40 (B40) dapat dimulai pada Oktober 2022 mendatang.
Hal tersebut salah satunya sebagai upaya mengurangi subsidi dan kompensasi energi di dalam negeri yang bebannya sudah tidak bisa lagi ditampung karena menembus angka Rp 502 triliun.
"Kita juga akan manfaatkan sumber daya yang melimpah seperti kelapa sawit jadi kita akan gunakan B40 pada Oktober ini. Tapi sejalan dengan itu, kita juga akan coba ke B50," kata Menko Marves Luhit Binsar Pandjaitan saat memberi Kuliah Umum di Universitas Hasanuddin yang disiarkan virtual belum lama ini.
Saat di konfirmasi kontan.co.id, Direktur Bionergi, Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM, Edi Wibowo mengatakan, terkait dengan persiapan implementasi B40 masih dalam tahap proses uji coba pada kendaraan.
Baca Juga: Simak Rekomendasi Saham CPO di Tengah Peluncuran Sejumlah Kebijakan Pemerintah
Edi pun menyampaikan, hingga saat ini masih belum ada perubahan yang disampaikan mengenai target akan dimulainya implementasi B40.
"Untuk implementasi B40 Kementerian ESDM dengan stakeholder ditargetkan selesai akhir tahun, belum ada perubahan masih sama seperti yang disampaikan pada saat launching 27 Juni lalu," terang Edi pada Kontan.co.id, Rabu (24/8).
Lebih lanjut, terkait kapan pastinya B40 akan diterapkan, pihaknya masih menunggu hasil dari uji jalan yang saat ini sedang berproses. Selanjutnya, Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi, ESDM, Dadan Kusdiana juga menyatakan hal yang serupa. Terkait dengan implementasi B40 masih dipersiapkan.
Baca Juga: Implementasi B35 Berpotensi Dorong Serapan Biodiesel
Lebih lanjut dia mengatakan, jika B40 nanti berjalan akan menyerap tambahan Crude Palm Oil (CPO) sebanyak3,1 - 3,4 juta ton.
"Ini hanya tambahan dari program bodiesel 30 (B30)," terang Dadan.
Seperti diketahui, B40 merupakan campuran minyak sawit ke bahan bakar diesel menjadi lebih banyak. Sebelumnya atau B30, campuran minyak sawit hanya 30 persen, sedangkan diesel sebanyak 70 persen. Sementara B40 campuran minyak sawit dibuat menjadi 40 persen dengan kadar solar 60 persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News