kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Produksi gas Blok Natuna untuk kebutuhan dalam negeri


Rabu, 09 Februari 2011 / 16:10 WIB
Produksi gas Blok Natuna untuk kebutuhan dalam negeri


Reporter: Hans Henricus | Editor: Edy Can

JAKARTA. Pemerintah memastikan produksi gas Blok D Alpha untuk kepentingan domestik. Pasalnya, kebutuhan gas di dalam negeri terus meningkat.

Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan, pemenuhan kebutuhan gas dalam negeri merupakan strategi kebijakan nasional. Dia mengaku sedang menyelesaikan rancangan kebijakan gas nasional tersebut.

Hatta bilang, ekspor akan dilakukan jika ada kelebihan produksi. Namun, dia yakin ekspor bisa dilakukan karena potensi cadangan gas sangat besar. "Tidak mungkin semuanya ke nasional nanti kelebihan," kata mantan Menteri Sekretaris Negara itu, Rabu (9/2).

Sekadar informasi, blok Natuna D Alpha kini berganti nama menjadi Blok East Natuna. Saat ini, PT Pertamina resmi menggandeng PT Total E&P Indonesie dan PT Petronas Niaga Indonesia untuk menggarap proyek blok East Natuna.

Sebelumnya, perusahaan minyak dan gas plat merah ini telah menggandeng Exxon Mobil. Empat perusahaan itu akan bergabung membentuk konsorsium. Potensi gas di Natuna diperkirakan mencapai 222 trillion cubic feet (TCF).

Sayangnya, Hatta belum bisa memastikan berapa besar porsi alokasi untuk domestik maupun ekspor. "Belum bisa saya ngomong seperti itu karena nanti produksinya itu berapa. Kan perlu peningkatan dulu, ekplorasinya juga," katanya.

Wakil Presiden Boediono telah memerintahkan Pertamina mengacu pada grand design gas nasional. Ini artinya, Pertamina harus mendahulukan kebutuhan gas dalam negeri. " Indonesia harus menjadi pusat pertumbuhan ekonomi bukan pusat pemasok energi," kata Juru bicara Wakil Presiden Boediono.

Dia menambahkan, Pertamina bersama Exxon, Total, dan Petronas sudah meneken head of agreement. Sedangkan, finalisasi production sharing contract targetnya awal Mei 2011.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×