Reporter: Yudho Winarto, | Editor: Edy Can
JAKARTA. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengutuk keras aksi bom bunuh diri di Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS), Kepunton, Solo. Dia menilai pemboman itu sebagai aksi kejahatan yang luar biasa.
"Atas nama negara, saya mengutuk keras atas aksi terorisme, kejahatan luar biasa yang bersifat tanpa pandang bulu, ini yang terjadi di negeri kita," kata SBY dalam keterangan persnya, Minggu (25/9).
SBY menuturkan dengan kejadian bom bunuh diri ini membuktikan ancaman terorisme masih ada di Indonesia. Karena itu, dia meminta jajaran kepolisian terus mengingatkan ancaman terorisme ini bukan sesuatu yang mengada-ada. "Ancaman ini riil," katanya.
Aksi bom bunuh diri ini di tempat ibadah ini merupakan yang kedua kalinya terjadi dalam tahun ini. Sebelumnya, pada enam bulan lalu, bom bunuh diri juga terjadi di Masjid Polrestas Cirebon.
SBY mengaku setelah satu jam kejadian dirinya langsung berkomunikasi dengan Kapolda Jawa Tengah dan Kapolri menyangkut informasi bom bunuh diri ini.
Ditanggung negara
Pemerintah menjamin seluruh pengobatan dan perawatan korban aksi bom bunuh diri ini. Setidaknya ada 22 orang terluka akibat bom yang meledak sekitar pukul 10.55 WIB, Minggu (25/9) itu.
"Sebagaimana biasanya negara dalam hal ini pemerintah akan memberikan tanggungan atau bantuan pengobatan dan perawatan sampai selesai," kata SBY.
Para korban saat ini sedang dirawat di Rumah Sakit Dr Oen dan RS Brayat Minolyo, Solo. Tiga diantaranya sedang menjalani operasi.
Lalu ada 10 korban yang sudah bisa pulang ke rumah masing-masing setelah mendapatkan perawatan dari rumah sakit.
Dari aksi ini, satu orang dipastikan tewas. Korban yang tewas diduga adalah pelaku bom bunuh diri. Saat ini polisi masih menyelidiki siapa pelaku dan motif pemboman tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News