kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.175.000   4.000   0,18%
  • USD/IDR 16.749   -36,00   -0,21%
  • IDX 8.081   40,48   0,50%
  • KOMPAS100 1.120   5,50   0,49%
  • LQ45 800   3,97   0,50%
  • ISSI 282   1,95   0,70%
  • IDX30 420   2,21   0,53%
  • IDXHIDIV20 479   -1,17   -0,24%
  • IDX80 123   0,99   0,81%
  • IDXV30 134   0,35   0,26%
  • IDXQ30 132   -0,12   -0,09%

Presiden minta menteri tidak cepat ganti pejabat


Jumat, 13 Februari 2015 / 09:59 WIB
Presiden minta menteri tidak cepat ganti pejabat
ILUSTRASI. Cermati Kurs Dollar-Rupiah di Bank Mandiri Hari ini Rabu, 30 Agustus 2023. Pho. KONTAN/Carolus Agus Waluyo/28/12/2021.


Reporter: Asep Munazat Zatnika | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta jajaran menterinya tidak terlalu cepat merombak susunan pejabat di kementeriannya. Pasalnya, saat ini sejumlah kementerian sudah mengajukan pergantian pejabat eselon I dan II kepada Tim Penilai Akhir (TPA) yang diketuai presiden.

Hal itu diungkapkan Menteri Pendayagunaan dan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Yuddy Chrisnandi usai bertemu presiden di Istana Negara, Kamis (12/2). "Presiden mengingatkan jangan buru-buru ganti pejabat," katanya.

Yuddy bilang, ada anggapan, suksesi dilakukan untuk pergantian rezim. Jika itu dalihnya, pergantian pejabat didasarkan unsur suka atau tak suka kepada bawahannya.

Yuddy berharap, pergantian pejabat eselon berdasarkan kebutuhan organisasi atau bila pejabat yang bersangkutan telah memasuki masa pensiun. Artinya, pergantian pejabat harus berdasarkan alasan administratif dan akuntabel.

Salah satu yang mengajukan perombakan eselon I dan II adalah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). KLHK mengajukan pergantian delapan direktur jenderal (eselon I). Padahal, satu dirjen bisa memimpin sekitar empat hingga enam deputi (eselon II).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×