kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.930.000   20.000   1,05%
  • USD/IDR 16.230   -112,00   -0,69%
  • IDX 7.214   47,18   0,66%
  • KOMPAS100 1.053   7,20   0,69%
  • LQ45 817   1,53   0,19%
  • ISSI 226   1,45   0,65%
  • IDX30 427   0,84   0,20%
  • IDXHIDIV20 504   -0,63   -0,12%
  • IDX80 118   0,18   0,16%
  • IDXV30 119   -0,23   -0,19%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,20%

Presiden Jokowi tolak revisi UU KPK


Jumat, 19 Juni 2015 / 17:40 WIB
Presiden Jokowi tolak revisi UU KPK


Reporter: Agus Triyono | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Keinginan sejumlah pihak untuk merevisi UU No. 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kemungkinan besar tidak akan terlaksana. Paling tidak untuk waktu dekat ini.

Adrinof Chaniago, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala Bappenas, mengatakan, dalam Rapat Terbatas Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi di kantornya akhir pekan ini, Presiden Joko Widodo menyatakan dirinya menolak revisi tersebut.

Jokowi, kata Adrinof, memandang bahwa revisi UU KPK saat ini belum diperlukan. Presiden memandang kinerja KPK dengan menggunakan UU No. 30 Tahun 2002 sudah bagus.

"Dalam rapat di mana ada KPK, Polri, Jaksa Agung, Presiden sudah tegas menolak, dia tidak mendukung upaya pelemahan KPK," kata Adrinof kepada KONTAN di Istana Negara, Jumat (19/6).

Yassona Laoly, Menteri Hukum dan HAM, beberapa waktu lalu mengatakan, ada usulan dari DPR untuk memasukkan revisi UU KPK. Salah satu poin UU No. 30 yang akan direvisi adalah mengenai kewenangan penyadapan.  Muncul wacana, dalam revisi UU tersebut, kewenangan penyadapan KPK akan dihilangkan.

Taufiqurrahman Ruki, Pelaksana Tugas Ketua KPK, mengatakan, KPK menyambut positif penolakan revisi UU KPK dari Presiden Jokowi tersebut. Dia mengatakan, penolakan tersebut bisa mengembalikan kepercayaan diri KPK dalam melaksanakan tugas mereka kembali.

"Ini melegakan, dengan demikian kami bebas dari polemik dan sikap saling mencurigai," kata Ruki.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Digital Marketing for Business Growth 2025 : Menguasai AI dan Automation dalam Digital Marketing

[X]
×