kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ451.000,45   6,85   0.69%
  • EMAS1.199.000 0,50%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Prediksi Ekonom soal Neraca Perdagangan September 2019


Senin, 14 Oktober 2019 / 08:25 WIB
Prediksi Ekonom soal Neraca Perdagangan September 2019
ILUSTRASI. Pekerja menyiram batubara asal Sumatera di Cilincing, Jakarta Utara (7/2).


Reporter: Bidara Pink | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Ekonom BCA memprediksi neraca perdagangan pada September 2019 akan kembali pada tren defisit, walau pada Agustus 2019 sempat mengalami surplus. Meski begitu, beberapa ekonom memandang neraca perdagangan pada bulan tersebut masih surplus.

Menurut Ekonom BCA David Sumual, neraca perdagangan pada September 2019 akan mengalami defisit sebesar US$ 163 juta."Problemnya masih sama, ekspor agak melemah dan juga harga beberapa komoditas juga lemah," kata David kepada Kontan.co.id, Minggu (13/10).

Baca Juga: Ini kata ekonom Samuel Aset Manajemen soal urgensi BSA bagi Indonesia

David melihat ekspor akan mengalami penurunan sebesar 8% (yoy) di bulan September 2019 ini. Sementara impor, akan mengalami penurunan sebesar 5% (yoy).

Pelemahan harga komoditas sebagai faktor yang menyebabkan ekspor melemah, juga diungkapkan oleh Strategist Maybank Kim Eng sekuritas Luthfi Ridho.

Menurut Luthfi, harga komoditas yang memengaruhi, terutama, batubara dan CPO yang berada di level terendah pada bulan September 2019. Meski kondisi ekspor melemah, Luthfi memandang masih ada kemungkinan surplus sebesar US$ 50 juta.

Berbeda dengan Luthfi dan David, Head of Danareksa Research Institute (DRI) Moekti Prasetiani memandang bahwa harga komoditas ada peningkatan tipis, sehingga ini yang kemudian menjadi suntikan bagi kinerja ekspor untuk membaik pada bulan September 2019.

Baca Juga: Ekonom: Perlambatan China pengaruhi ekonomi Indonesia dalam jangka panjang

Untuk itu, pada bulan September 2019 nanti, Moekti memandang bahwa masih akan terjadi surplus sebesar US$ 108,4 juta.

Hanya saja, bila dilihat secara year on year, Moekti mencatat adanya penurunan ekspor sebesar 2,5% (yoy) dan penurunan impor yang lebih rendah, yaitu sebesar 1,2% (yoy).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×