kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Prediksi Danareksa, pertumbuhan ekonomi 2019 sebesar 5,1%-5,2%


Rabu, 19 September 2018 / 16:51 WIB
Prediksi Danareksa, pertumbuhan ekonomi 2019 sebesar 5,1%-5,2%
ILUSTRASI. Front Office Danareksa Sekuritas


Reporter: Yoliawan H | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Danareksa memprediksi ekonomi Indonesia pada akhir tahun ini akan tumbuh di rentang 5,20% hingga 5,30%, kemudian di tahun 2019 sebesar 5,10-5,20%.

Lebih lanjut, Danareksa optimis di tahun 2020 ekonomi Indonesia akan tumbuh antara 5,30% hingga 5,40% dengan motor pertumbuhan ekonomi didorong konsumsi rumah tangga, peningkatan investasi, dan ekspor.

Head of Economic Research Danareksa Research Institute, Damhuri Nasution dalam keterangan resminya, Rabu (19/9) mengatakan beberapa pertimbangan pertumbuhan ekonomi di antaranya di topang oleh sektor ekspor dan investasi yang diproyeksi masih tumbuh sejalan dengan ekspansi ekonomi dunia. Konsumsi rumah tangga pun diproyeksi tumbuh relatif stabil atau sedikit membaik.

Terkait dengan rupiah, Damhuri menegaskan bahwa nilai tukar rupiah saat ini masih mungkin bergejolak akibat normalisasi kebijakan moneter dan ekspansi fiskal Amerika Serikat (AS), kekhawatiran atas perang dagang AS-China, dan kenaikan harga minyak dunia karena geopolitik, yang dapat memperlebar Current Account Deficit (CAD).

Suku bunga acuan Bank Indonesia, pun dinilai berpotensi kembali dinaikkan menjadi 5,75% - 6% pada tahun ini dan 5,5% – 6% pada tahun depan.

“Nilai tukar rupiah masih mengalami tekanan di bawah nilai fundamentalnya karena faktor eksternal, tapi tekanan tersebut akan mulai mereda pada tahun 2019 dan 2020,” ujar Damhuri.

Menurutnya, upaya yang sudah dilakukan BI tepat dalam meredam depresiasi rupiah, di antaranya menaikkan bunga acuan 125 bps yang diikuti kenaikan imbal hasil Surat Utang Negara (SUN), sehingga investasi di SUN mulai menarik kembali.

Selain itu, BI juga melakukan dual intervention demi menjaga volatilitas rupiah dan likuiditas dan sekaligus stabilisasi pasar SUN. Sehingga Danareksa perkirakan tekanan terhadap rupiah dapat mereda, untuk akhir tahun 2018.

“Prediksinya rupiah akan di kisaran Rp. 14.400 per dollar Amerika Serikat dan di tahun 2019 sekitar Rp. 14.300,” ujar Damhuri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×