Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Prancis menempati posisi kedua sebagai investor terbesar dari Uni Eropa di Indonesia, mencerminkan kuatnya hubungan ekonomi antara kedua negara.
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN), Anindya Bakrie, menilai investasi Prancis di Indonesia signifikan dan mencerminkan posisi Indonesia sebagai mitra strategis.
“Minat investasi Prancis di Indonesia tetap tinggi. Saat ini mereka sedang memantau arah kebijakan di bawah kepemimpinan baru, namun sentimennya sangat positif,” ujar Anindya dalam acara Indonesia-France Business Forum 2025 di Jakarta, seperti dikutip Sabtu (22/2/2025).
Baca Juga: Anindya Bakrie Resmi Menjadi Ketua Umum Kadin
Pada tahun 2023, investasi Prancis di Indonesia tercatat lebih dari US$ 300 juta atau sekitar Rp 4,9 triliun, dengan 6.114 proyek yang tersebar di berbagai sektor. Angka ini menempatkan Prancis sebagai negara asal investasi asing (FDI) terbesar ke-11 di Indonesia secara global.
Indonesia saat ini memiliki 19 perjanjian perdagangan bebas (FTA) atau Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) dalam skala bilateral dan regional.
Pada Maret mendatang, Perjanjian Kerja Sama Ekonomi Komprehensif Indonesia-Uni Eropa (IEU-CEPA) akan dibahas di Prancis. Forum yang diselenggarakan KADIN bersama Mouvement des Entreprises de France International (MEDEF) dinilai tepat dalam memperkuat interaksi bisnis antara kedua negara.
“Forum ini memperkuat kerja sama perdagangan dan investasi, serta memastikan Indonesia dan Prancis berada di garis depan saat IEU-CEPA berjalan,” kata Anindya.
Baca Juga: Anindya Bakrie Sebut Kadin Akan Bentuk Satgas Penyelesaian Utang UMKM
Perjanjian ini diharapkan memperluas akses pasar Eropa bagi Indonesia, menarik investasi asing, serta meningkatkan daya saing industri melalui alih teknologi. Sektor manufaktur, energi terbarukan, dan infrastruktur menjadi sektor utama yang akan mendapat manfaat dari kerja sama ini.
Anindya juga menyoroti pentingnya pembelajaran dari Prancis, terutama dalam penerapan pertambangan berkelanjutan. Salah satu contoh adalah Eramet, perusahaan nikel asal Prancis yang telah berkontribusi dalam sektor mineral kritis di Indonesia.
“Eramet menjadi salah satu perusahaan yang berpotensi membawa Indonesia menuju pertambangan berkelanjutan. Perusahaan ini bisa menjadi duta untuk menunjukkan bahwa Indonesia mampu mencapai keberlanjutan di sektor pertambangan, serta membuka peluang pasar ke Eropa,” tambahnya.
Dengan tren investasi yang terus meningkat, Anindya optimistis kerja sama ekonomi antara Indonesia dan Prancis akan semakin berkembang, menciptakan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan bagi kedua negara.
Selanjutnya: Ganti Juragan, Emiten Baru Di Bawah Naungan Pemilik Anyar
Menarik Dibaca: Promo Subway Fomo Deals 21-22 Februari 2025, Tiga Pilihan Menu Hanya Rp 30.000
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News