kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.060.000   18.000   0,88%
  • USD/IDR 16.445   2,00   0,01%
  • IDX 7.867   -18,52   -0,23%
  • KOMPAS100 1.102   -2,88   -0,26%
  • LQ45 800   1,11   0,14%
  • ISSI 269   -0,86   -0,32%
  • IDX30 415   0,50   0,12%
  • IDXHIDIV20 482   1,02   0,21%
  • IDX80 121   -0,09   -0,07%
  • IDXV30 132   -1,13   -0,85%
  • IDXQ30 134   0,17   0,13%

Prabowo Yakini Swasembada Tercapai di Akhir 2025, Stop Impor Beras, Jagung, dan Garam


Rabu, 22 Januari 2025 / 16:45 WIB
Prabowo Yakini Swasembada Tercapai di Akhir 2025, Stop Impor Beras, Jagung, dan Garam
ILUSTRASI. Presiden Prabowo Subianto meyakini target swasembada pangan bisa dicapai lebih cepat di akhir tahun ini. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN


Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Prabowo Subianto meyakini target swasembada pangan bisa dicapai lebih cepat di akhir tahun ini atau selambat-lambatnya awal tahun 2026 mendatang. 

Hal ini selaras dengan keputusan besar pemerintah yang stop impor beras, jagung dan garam di tahun ini. 

"Artinya target yang saya berikan pada kebinet bahwa Indonesia harus swasembada pangan dalam waktu 4 tahun, alhamdulillah target itu bisa kita capai akhir 2025, paling lambat awal 2026," ujar Prabowo dalam pembukaan Sidang Kabinet, Rabu (22/1). 

Baca Juga: 100 Hari Prabowo-Gibran, Progres Tanam Padi PTPN Subur&Tambah Pendapatan Petani Sawit

Untuk itu, Prabowo mengapresiasi kerja-kerja para menteri yang turut mendukung upaya swasembada pangan yang di cita-citakannya. 

Pihaknya meyakini, niat baik dan kerja keras untuk kepentingan bersama dipastikan akan membuahkan hasil yang baik. 

Walau begitu, pihaknya meminta kepada jajaran menteri teknis membuat trobosan teknologi agar tujuan swasembada turut berdampak pada penciptaan lapangan kerja dan terus meningkatkan produktivitas. 

Baca Juga: Anggaran Ketahanan Pangan Rp 144,6 Triliun di 2025, Ini Pesan Komisi IV DPR RI

Dengan begitu, harapan ke depan Indonesia juga dapat terlepas dari ketergantuang impor pangan dan energi. 

"Dalam krisis dunia tidak ada negara yang mengizinkan pagan keluar dari negaranya, ini sudah hukum sejarah, dan kriteria selanjutnya harus bisa menghasilkan terobosan teknologi," ujarnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×