kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.704.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.310   25,00   0,15%
  • IDX 6.803   14,96   0,22%
  • KOMPAS100 1.005   -3,16   -0,31%
  • LQ45 777   -4,08   -0,52%
  • ISSI 212   1,22   0,58%
  • IDX30 402   -2,62   -0,65%
  • IDXHIDIV20 484   -3,58   -0,73%
  • IDX80 114   -0,52   -0,46%
  • IDXV30 119   -0,94   -0,79%
  • IDXQ30 132   -0,40   -0,30%

Prabowo Yakini Swasembada Tercapai di Akhir 2025, Stop Impor Beras, Jagung, dan Garam


Rabu, 22 Januari 2025 / 16:45 WIB
Prabowo Yakini Swasembada Tercapai di Akhir 2025, Stop Impor Beras, Jagung, dan Garam
ILUSTRASI. Presiden Prabowo Subianto meyakini target swasembada pangan bisa dicapai lebih cepat di akhir tahun ini. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN


Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Prabowo Subianto meyakini target swasembada pangan bisa dicapai lebih cepat di akhir tahun ini atau selambat-lambatnya awal tahun 2026 mendatang. 

Hal ini selaras dengan keputusan besar pemerintah yang stop impor beras, jagung dan garam di tahun ini. 

"Artinya target yang saya berikan pada kebinet bahwa Indonesia harus swasembada pangan dalam waktu 4 tahun, alhamdulillah target itu bisa kita capai akhir 2025, paling lambat awal 2026," ujar Prabowo dalam pembukaan Sidang Kabinet, Rabu (22/1). 

Baca Juga: 100 Hari Prabowo-Gibran, Progres Tanam Padi PTPN Subur&Tambah Pendapatan Petani Sawit

Untuk itu, Prabowo mengapresiasi kerja-kerja para menteri yang turut mendukung upaya swasembada pangan yang di cita-citakannya. 

Pihaknya meyakini, niat baik dan kerja keras untuk kepentingan bersama dipastikan akan membuahkan hasil yang baik. 

Walau begitu, pihaknya meminta kepada jajaran menteri teknis membuat trobosan teknologi agar tujuan swasembada turut berdampak pada penciptaan lapangan kerja dan terus meningkatkan produktivitas. 

Baca Juga: Anggaran Ketahanan Pangan Rp 144,6 Triliun di 2025, Ini Pesan Komisi IV DPR RI

Dengan begitu, harapan ke depan Indonesia juga dapat terlepas dari ketergantuang impor pangan dan energi. 

"Dalam krisis dunia tidak ada negara yang mengizinkan pagan keluar dari negaranya, ini sudah hukum sejarah, dan kriteria selanjutnya harus bisa menghasilkan terobosan teknologi," ujarnya. 

Selanjutnya: Cek Saham Perbankan LQ45 yang Beda Arah pada Rabu (22/1), Ada BBCA, BBRI, dan BMRI

Menarik Dibaca: Luncurkan Sunday di Bali, OYO Bakal Tambah 50 Hotel Merek Sunday pada 2025

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Mastering Finance for Non Finance Entering the Realm of Private Equity

[X]
×