kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.606.000   -1.000   -0,06%
  • USD/IDR 16.270   -93,00   -0,57%
  • IDX 7.082   -83,66   -1,17%
  • KOMPAS100 1.039   -15,76   -1,49%
  • LQ45 819   -12,53   -1,51%
  • ISSI 212   -2,61   -1,21%
  • IDX30 422   -5,40   -1,26%
  • IDXHIDIV20 506   -5,37   -1,05%
  • IDX80 118   -2,05   -1,70%
  • IDXV30 121   -1,79   -1,46%
  • IDXQ30 139   -1,49   -1,06%

Prabowo: Kita ini produk dari Barat


Minggu, 29 Juni 2014 / 09:33 WIB
Prabowo: Kita ini produk dari Barat
ILUSTRASI. Film Viking Wolf, salah satu film horor thriller baru yang akan segera tayang di Netflix minggu ini.


Sumber: Kompas.com | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Calon presiden Prabowo Subianto mengatakan Bangsa Indonesia merupakan produk dari Barat dan sulit memperbaikinya. Hal itu karena sudah telanjur diterapkan pada sistem di Indonesia.

Menurut Prabowo, untuk itu perlu dibentuk konsensus baru.  "Sadar atau tidak sadar elit kita dididik oleh barat termasuk Bung Karno, Bung Hatta, Bung Sjahrir, termasuk saya sendiri. Kita ini produk dari Barat," ujar Prabowo saat Dialog Kebudayaan, di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Sabtu (28/6).

Ia menambahkan, ketika ada informasi yang datang dari Barat, dianggap lebih unggul. Ini sifat budaya Indonesia yang hormat kepada guru. Ketika ada saran dari guru, kita menerimanya sebagai sesuatu yang harus dipatuhi.

Mantan Danjen Kopassus ini menambahkan, Indonesia telah menerapkan budaya dan politik Barat kepada budaya Indonesia. "Padahal tidak cocok. Tapi sudah telanjur. Seperti pemilihan langsung, ini juga sudah telanjur," imbuh Prabowo.

Ia pun mengibaratkan hal tersebut dengan seseorang yang mencandu rokok. Prosesnya akan sulit sampai dia berhenti.

Prabowo menambahkan, sistem politik ekonomi Indonesia banyak yang bertentangan dengan landasan filosofi, UU, dan tradisi Indonesia. Untuk itu, menurut Prabowo, perlu ada kesepakatan bersama untuk membenahi sistem di Indonesia yang telanjur berkiblat ke Barat ini.

"Perlu konsesus baru. Pemimpin politik, cendekiawan, agama, budaya, bahkan buruh. Saya tidak ingin kejanggalan ini, membiarkan kita keluar dari nilai-nilai budaya nenek moyang kita," jelas dia.

Ia ingin mengadakan pertemuan besar dalam skala nasional untuk membicarakan bagaimana membentuk konsensus baru. Karena, saat ini, dengan mengatasnamakan demokrasi, maka segala kebijakan, harus melakui voting, termasuk pada pemilihan langsung. (Arimbi Ramadhiani)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×