kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.923.000   4.000   0,21%
  • USD/IDR 16.275   35,00   0,22%
  • IDX 7.199   10,61   0,15%
  • KOMPAS100 1.051   2,03   0,19%
  • LQ45 818   1,46   0,18%
  • ISSI 226   0,79   0,35%
  • IDX30 428   0,31   0,07%
  • IDXHIDIV20 508   3,38   0,67%
  • IDX80 118   0,22   0,19%
  • IDXV30 121   1,20   1,00%
  • IDXQ30 140   0,04   0,03%

PNBP Mulai Seret, Target 2025 Kian Berat


Senin, 26 Mei 2025 / 07:00 WIB
PNBP Mulai Seret, Target 2025 Kian Berat
ILUSTRASI. Kinerja penerimaan negara bukan pajak (PNBP) hingga April 2025 tercatat sebesar Rp 153,3 triliun, turun 24,59% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 203,3 triliun.


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Yudho Winarto

Di sisi domestik, struktur PNBP yang belum kuat juga menjadi tantangan utama. Badiul menilai, basis penerimaan yang masih rapuh, seperti ketergantungan pada SDA yang rentan terhadap fluktuasi harga, keterbatasan mekanisme retribusi atas aset dan layanan publik, serta reformasi fiskal yang memisahkan dividen BUMN dari PNBP, mempersempit ruang penerimaan negara.

Baca Juga: Target Setoran PNBP SDA Rp 217,96 Triliun Sulit Tercapai, Ini Penyebabnya

Maka dari itu, ia mendorong pemerintah melakukan langkah-langkah strategis untuk memperkuat PNBP di masa mendatang, termasuk melalui diversifikasi sumber penerimaan.

Badiul menjabarkan sejumlah langkah penting, di antaranya optimalisasi sumber PNBP non-SDA seperti layanan perizinan, jasa kementerian/lembaga, sektor transportasi dan logistik, hingga potensi dari sektor pariwisata dan ekonomi digital.

Ia juga menekankan pentingnya efisiensi dan transparansi dalam pemungutan PNBP, serta mendorong hilirisasi industri.

"Tak kalah penting adalah penguatan kerangka regulasi, termasuk revisi regulasi lama agar sesuai dengan model bisnis baru seperti ekonomi digital, data center, energi hijau, dan pemanfaatan skema public service fees yang tidak membebani masyarakat, tapi tetap memberi kontribusi pada kas negara," papar Badiul.

Ia mencatat, dalam dua tahun terakhir PNBP menunjukkan tren penurunan. Pada 2023, PNBP mencapai capaian tertinggi dalam lima tahun terakhir, yakni Rp 579,5 triliun. Namun pada 2024 turun menjadi Rp 441 triliun.

Baca Juga: Setoran Dividen BUMN Beralih ke Danantara, DPR Usul Revisi UU PNBP

Untuk tahun 2025, Badiul memperkirakan realisasi PNBP hanya akan mencapai Rp 350 triliun, atau sekitar 68,15% dari target dalam APBN 2025 yang sebesar Rp 523,6 triliun.

"Proyeksi ini didasarkan pada pendekatan proporsional dari tren empat bulan pertama (Januari–April 2025), disesuaikan dengan penurunan harga komoditas dan dihilangkannya komponen dividen BUMN dalam PNBP," tandasnya.

Selanjutnya: Lo Kheng Hong Punya Saham Blue Chip Ini, Harga Naik Hampir 10%, Pilih Beli / Jual?

Menarik Dibaca: 7 Produk Keuangan yang Perlu Dimiliki Milenial di Tahun 2025

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×