Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Data Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur Indonesia dari Nikkei di Desember 2017 turun ke posisi 49,3, dibanding bulan November yang sebesar 50,4. Penurunan ini merupakan kali pertama PMI tercatat di bawah titik netral 50, sejak Juli 2017.
Namun demikian, Ekonom Samuel Aset Manajemen mengatakan penurunan tersebut bisa jadi hanya karena faktor musiman. Sebab, sebelum Lebaran tahun ini, tepatnya di Juni 2017, PMI Manufaktur Indonesia menurun di bawah 50, yaitu di posisi 49,5.
"Bisa jadi karena efek akhir tahun di mana kegiatan produksi melambat. Daripada perusahaan buang listrik percuma, penjualan tidak terlalu bagus, dia mulai kurangi kegiatan produksinya tengah bulan," kata Lana kepada Kontan.co.id, Kamis (4/1).
Meski begitu, penurunan ini tetap perlu diwaspadai. Sebab, sektor manufaktur menjadi salah satu penyumbang PDB terbesar. Jika sektor itu melambat maka pertumbuhan ekonomi kuartal pertama tahun ini bisa tertahan.
Namun, Lana optimistis manufaktur tahun ini bisa membaik sejalan dengan prospek perbaikan ekonomi. Lana memperkirakan, pertumbuhan ekonomi tahun ini sebesar 5,15%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News