Reporter: Asep Munazat Zatnika | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Dari 6.541 surat persetujuan/izin Penanaman Modal Asing (PMA) yang dibatalkan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), paling banyak berasal dari Korea Selatan (Korsel). Sekitar 20% dari izin PMA yang dibatalkan memang berasal dari Korsel.
Adapun nilai investasi asal Korsel yang dibatalkan itu mencapai US$ 4,6 miliar. Sementara negara-negara lainnya yang paling besar mendapat pembatalan diantaranya China, Malaysia, Sibgapura, dan Australia.
Dengan nilai investasi masing-masing sebesar China US$ 1,9 miliar, Malaysia US$ 1,61 miliar, Singapura US$ 1,79 miliar. "Meski dari sisi jumlah izin paling banyak berasal dari Korsel, dari sisi nilai malah PMA dari Saudi Arabia," ujar Kepala BKPM Frakny Sibarani, Kamis (19/3) di Jakarta.
Sebagai informasi, nilai investasi PMA dari Saudi Arabia mencapai US$ 5,16 miliar. Selama ini, investasi dari Saudi kebanyakan di sektor industri pertambangan.
Adapun jika dilihat dari sektornya, paling banyak yang dibatalkan berada di sektor perdagangan serta sektor reparasi sebanyak 945 izin atau sebanyak 30%. Sektor lainnya adalah pertambangan 20%, jasa lainnya 12%, hotel dan restoran 6%, industri logam daar, barang logam, mesin dan elektronik sebesar 5% dan sektor lainnya 27%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News