kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.755   0,00   0,00%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Plafon pinjaman AIIB ke Indonesia mencapai US$ 1 miliar di tahun ini


Kamis, 30 Agustus 2018 / 16:22 WIB
Plafon pinjaman AIIB ke Indonesia mencapai US$ 1 miliar di tahun ini
ILUSTRASI. Menteri PUPR Basuki Hadimuljono


Reporter: Sinar Putri S.Utami | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - BOGOR. Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) memberikan plafon pinjaman kepada Indonesia sebesar US$ 1 miliar sepanjang 2018. Hal itu terungkap saat Presiden AIIB Jin Liqun bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Istana Bogor, Kamis (30/8).

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan, pertemuan Presiden Jokowi dengan AIIB merupakan pertemuan yang menjelaskan komitmen AIIB dalam rangka membantu pertumbuhan ekonomi satu negara, salah satunya lewat investasi di salah satu sektor yakni infrastruktur.

Nah, untuk saat ini AIIB sendiri menyediakan dana pinjaman hingga US$ 1 miliar untuk Indonesia. "Dana ini hingga akhir tahun dan direncanakan untuk membangun di bidang pariwisata, hydro power, bandara, dan pelabuhan. Untuk ini mereka (AIIB) menunggu komitmen kita (pemerintah Indonesia)," jelasnya saat ditemui di Istana Kepresidenan Bogor.

Tapi Basuki menegaskan, plafon pinjaman itu tidak diserap seluruhnya oleh pemerintah. Sebab, AIIB berencana merambah proyek-proyek infrastruktur yang dibiayai oleh swasta.

Adapun saat ini komitmen yang sudah disetujui AIIB dari proyek pemerintah adalah pembangunan infrastruktur di Kawasan Ekonomi Khususu (KEK) Mandalika dengan total pinjaman US$ 260 juta. Pinjaman yang sudah bisa terealisasi pada bulan depan ini nantinya akan digunakan untuk pembangunan jalan, distribusi listrik, sanitasi dan irigasi.

Kemudian untuk proyek ke depan, Kementerian PUPR telah menyiapkan proposal empat proyek infrastruktur yang ditawarkan ke AIIB dengan total nilai pinjaman mencapai US$ 795,62 juta. Rinciannya yakni, proyek long span bridge development for selected area sebesar US$ 355 juta dan proyek national road improvement di Kalimantan Tengah senilai US$ 250 juta.

Kemudian ada proyek the development of regional water supply system di Jatigede US$ 140,62 juta dan proyek IKK water supply program and small water treatment plant for water scarcity area sebanyak US$ 50 juta. Basuki bilang, proposal untuk keempat proyek ini akan diselesaikan di tahun ini. "Proyek sudah bisa efektif (pengerjaan proyek) sudah bisa dimulai di 2019," tambah dia.

Sebelumnya Kepala Bappenas/Menteri PPN Bambang Brodjonegoro mengatakan, pemerintah perlu memanfaatkan AIIB lebih banyak daripada mengandalkan surat utang negara yang saat ini sedang mengalami tekanan dari penguatan dollar AS.

Apalagi, bunga dan tenor yang ditawarkan itu lebih kecil dibandingkan penawaran di pasar. Lalu kelebihan lainnya yakni, AIIB speerti multilateral development bank. Sehingga AIIB tidak memiliki persyaratan tertentu seperti penggunaan teknologi dan keharusan lainnya yang mengikat lainnya. "Jadi tidak ada lagi ikatan khusus terhadap Pemerintah Indonesia," kata Bambang.

Adapun nantinya daftar proyek yang telah disusun itu perlu dibicarakan terlebih dahulu oleh pihak AIIB. Sebab, AIIB memiliki satu persyaratan yang harus dipenuhi pemerintah yakni proyek tersebut sudah dipastikan tidak ada masalah lingkungan dan sosial. Sehingga permasalahan seperti amdal, lahan, dan relokasi penduduk sudah harus diselesaikan terlebih dahulu.

Bambang menambahkan, pembiayaan proyek infrastruktur dari AIIB ini bisa menambah portofolio Indonesia di AIIB. Penyerapan dana dari AIIB oleh Indonesia masih relatif kecil yakni 13% dari total dana yang dialokasikan AIIB sejak 2016. Sementara, penyerapan tertinggi dana AIIB dari India yakni sebesar 25%.

Bambang mengatakan, India sudah lebih siap menawarkan proyek-proyek mana saja yang ingin dibiayai AIIB. "Jadi waktu AIIB berdiri mereka sudah memiliki list proyek yang sudah bersih dan siap untuk dibiayai. Nah kita memang, mungkin terlambat penyiapannya. Makanya sekarang kita harus punya list cukup untuk ditawarkan ke AIIB selama potensinya masih ada kenapa tidak. Apalagi pinjamannya lebih rendah daripada yang ada di pasar," kata Bambang.

Sekadar tahu saja, sebelumnya AIIB telah menyetujui dana investasi sebesar US$ 691,5 juta kepada Pemerintah Indonesia. Modal tersebut untuk membiayai empat proyek infrastruktur.

Keempat proyek tersebut, pertama, proyek modernisasi irigasi strategis dan proyek rehabilitasi mendesak dengan investasi US$ 250 juta dari total US$ 576 juta yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek peningkatan sistem irigasi.

Kedua, proyek perbaikan operasional dan keselamatan bendungan fase II denganĀ  investasi US$ 125 juta dari total US$ 300 juta. Ketiga, proyek nasional perbaikan kumuh dengan investasi US$ 216,5 juta dan keempat, proyek dana pengembangan infrastruktur regional senilai US$ 100 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×