kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

PHK di Industri Padat Karya Disebabkan Perekonomian Global yang Menurun


Kamis, 12 Januari 2023 / 19:43 WIB
PHK di Industri Padat Karya Disebabkan Perekonomian Global yang Menurun
ILUSTRASI. Penyebab terjadinya PHK massal di industri padat karya adalah kondisi perekonomian global yang menurun. [Foto: Bondan/Humas Kemenko Ekonomi]


Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso mengatakan bahwa penyebab terjadinya PHK massal di industri padat karya adalah kondisi perekonomian global yang menurun.

Ia menjelaskan bahwa permintaan dari pasar global berkurang, hal ini menyebabkan beberapa sektor bisnis yang mengandalkan ekspor terdampak.

"Beberapa sektor yang mengandalkan ekspor itu kemarin terdampak. Contohnya industri tekstil dan produk tekstil, alas kaki, furnitur, karena permintaan atau demand internasional berkurang," ujarnya saat ditemui di PT HM Sampoerna di Karawang industrial City, Jawa Barat, Kamis (12/1).

Baca Juga: Rumahkan 3.000 Karyawan, Goldman Sachs Bakal Melakukan PHK Terbesar Sejak 2008

Ia menambahkan pihaknya sempat berdiskusi dengan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) terkait hal ini. Dari laporan yang diterima, ada beberapa sektor mengurangi jumlah karyawan, ada yang mengurangi hingga 87 ribu dan lain - lain.

Susiwijono menuturkan, kondisi ini sangat berkaitan dengan kondisi perekonomian global yang bergejolak. Apalagi Bank Dunia baru memangkas proyeksi ekonomi 2023 menjadi 1,7%.

"Kemungkinan 2023 growth di global diprediksi turun. World Bank memproyeksi 2023 turun lagi, jadi sekitar 1%-an. Pasar dunia lagi agak slowdown semua, beberapa negara tujuan ekspor mengalami kontraksi, hal ini pasti berpengaruh," urainya.

Baca Juga: Banyak PHK, Klaim JKP Menanjak

Ia menambahkan, produk tujuan ekspor tidak bisa begitu saja dipindah ke pasar domestik sebab bisa mendistraksi kebutuhan pasar domestik dan global.

Namun demikian, memastikan kondisi fundamental makro Indonesia tahun 2023 cukup kuat. Oleh karena itu pemerintah cukup optimis menghadapi tahun ini.

"Dari sisi fundamental makro kita, perekonomian kita sangat kuat maka dari itu, kami selalu optimistis pada 2023. Problemnya ada di global market. Maka dari itu, Pemerintah sedang mencoba merumuskan kebijakan," tutur dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×