kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pesan penting dari AS dan Israel terkait penanganan kasus Covid-19


Senin, 23 Agustus 2021 / 06:55 WIB
Pesan penting dari AS dan Israel terkait penanganan kasus Covid-19


Reporter: Ratih Waseso | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Epidemiolog Griffith University Australia Dicky Budiman menuturkan, Indonesia harus belajar dari kenaikan kasus di Amerika Serikat (AS) atau pun Israel yang kini terjadi. Meski cakupan vaksinasi dua negara tersebut terbilang tinggi namun dengan adanya varian delta membuat tren kasus Covid-19 disana meningkat.

Dicky menyebut, meski cakupan vaksinasi besar, namun jika langkah tersebut tidak diimbangi dengan peningkatan 3T dan penerapan protokol kesehatan yang ketat maka potensi kasus meningkat akan terjadi.

"Yang perlu jadi catatan pemerintah meskipun sudah divaksinasi kasus re-infeksi tetap tinggi, walau lebih kecil dibanding orang yang tidak divaksinasi. Tapi dibandingkan varian sebelumnya angka kasus infeksi pada delta varian ini break through infeksinya lebih tinggi," jelasnya, Minggu (22/8).

Lebih lanjut, di Amerika sana sebagian masyarakat masih ada yang belum mau divaksin bahkan masih ada yang belum patuh dalam protokol kesehatan. Hal tersebut yang membuat keterisian rumah sakit bahkan angka kematian karena Covid-19 di negara Paman Sam mengalami kenaikan.

Baca Juga: Singapura rencanakan buka perbatasan September 2021

Meski saat ini angka kasus di Indonesia sudah sedikit melandai namun Dicky menekankan pemerintah dan masyarakat tak bisa lengah dalam penerapan 3T dan 5M.

Terlebih lagi meski sedikit melandai, angka kematian di Indonesia sebagai besar diperkirakan lantaran telat terdeteksi. Ditambah cakupan vaksinasi yang masih kecil.

"Ditambah lagi kita ini masih sangat kecil cakupan vaksinasinya dan ditambah lagi pelonggaran-pelonggaran kita jauh lebih cepat longgarnya ketimbang ketatnya. Jadi potensi bisa kembali buruk bisa ada," tegas Dicky.

Maka, dengan adanya kenaikan yang terjadi di negara lain, Pemerintah tak boleh lengah dalam penanganan pandemi. Penekanan pada 3T, 5M dan Vaksinasi harus terus dilakukan. Terutama testing dan tracing yang sejak awal pandemi masih jadi pekerjaan rumah besar bagi Indonesia.

Baca Juga: Kemensos akan siapkan bantuan bagi anak yatim korban pandemi Covid-19

"Nggak boleh diabaikan karena ongkosnya adalah kematian. Jadi perhatian yang harus diperhatikan pemerintah adalah aspek testing yang dari awal sampai sekarang masih jadi PR ditambah vaksinasi dan 5M," imbuhnya.

Sementara itu, Juru Bicara Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi menyebut, dengan adanya kenaikan kasus seperti di Amerika, patut menjadi kewaspadaan bagi Indonesia. Maka Nadia mengatakan, memperkuat protokol kesehatan dan peningkatan testing dan tracing akan terus dilakukan.

"Perkuat prokes dan dorong Pemda untuk mencapai target testing dan tracing," jelasnya.

#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitanganpakaisabun

Selanjutnya: UPDATE Corona Indonesia, 22 Agustus: Tambah 12.408 kasus baru, tetap jaga jarak

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×