kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.171.000   -3.000   -0,14%
  • USD/IDR 16.740   10,00   0,06%
  • IDX 8.087   -39,41   -0,48%
  • KOMPAS100 1.122   -7,77   -0,69%
  • LQ45 801   -7,28   -0,90%
  • ISSI 281   -1,93   -0,68%
  • IDX30 421   -3,74   -0,88%
  • IDXHIDIV20 482   -3,83   -0,79%
  • IDX80 123   -0,85   -0,69%
  • IDXV30 133   -0,06   -0,05%
  • IDXQ30 133   -1,03   -0,77%

Perubahan dari Denpasar, Saat Warga Mengambil Peran Soal Pengelolaan Sampah


Kamis, 25 September 2025 / 10:07 WIB
Perubahan dari Denpasar, Saat Warga Mengambil Peran Soal Pengelolaan Sampah
ILUSTRASI. Cerita Perubahan dari Banjar Kerta Petasikan, Desa Sidakarya – Denpasar Selatan: Saat Warga Ambil peran sisoal sampah. Sumber : Pemkot Denpasar


Reporter: Ahmad Febrian | Editor: Ahmad Febrian

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sebuah sudut sederhana di Denpasar Selatan bisa memberi contoh bagaimana sampah seharusnya dikelola.  Banjar Kerta Petasikan di Desa Sidakarya, dulunya tidak pernah lekat dengan isu lingkungan.

Banjar itu perlahan-lahan bertransformasi menjadi contoh nyata perubahan perilaku dalam menjaga bumi.  Sejak Januari 2025, warga mulai mengubah kebiasaan melakukan pemilahan sampah.

Melalui dukungan Program Improvement of Solid Waste Management to Support Regional and Metropolitan Cities Project (ISWMP), kawasan padat penduduk ini menjadi laboratorium hidup bagaimana edukasi dan komitmen bisa mengubah kebiasaan lama dalam mengelola sampah.

Dalam  periode pendampingan intensif selama dua bulan, perubahan signifikan mulai terlihat di kawasan tersebut.  Dari total 235 kepala keluarga (KK) yang tercatat, sebanyak 186 KK berhasil menerapkan praktik pemilahan sampah langsung dari sumber (rumah tangga). 

Baca Juga: Pemerintah Tetapkan Harga Listrik Pembangkit Sampah (PLTSa) Sebesar 20 Sen per kWh

Pencapaian ini tidak hanya melampaui target, juga menjadi indikator, kesadaran masyarakat dapat berkembang secara positif apabila didukung oleh program edukasi yang tepat dan pendekatan partisipatif yang efektif.

Seperti kota-kota besar lain, Denpasar menghadapi tantangan serius dalam pengelolaan sampah. Masalah ini hadir dalam lima aspek krusial. Dari sisi kelembagaan, belum semua desa atau kelurahan memiliki struktur dan kader pengelola sampah yang aktif.  Pembiayaan juga masih menjadi kendala, terutama untuk edukasi dan operasional teknis.

Program ISWMP menawarkan solusi menyeluruh untuk reformasi pengelolaan sampah. Tidak hanya membangun infrastruktur fisik, tetapi juga membenahi sistem layanan dari hulu hingga hilir.

Berkaitan aspek peran aktif masyarakat, ISWMP melibatkan berbagai pemangku kepentingan —termasuk Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Denpasar, Balai Penataan Bangunan dan Prasarana dan Kawasan (BPBPK) Bali, hingga Pemerintah Desa Sidakarya.

Baca Juga: Cuan Wangi dari Saham EBT Pengolah Sampah

Mereka menyusun strategi kampanye publik, edukasi door to door, dan pelaksanaan Desa Sidakarya sebagai pilot project. Pendekatan lintas sektor diharapkan tidak hanya meningkatkan kesadaran warga tentang pentingnya pengelolaan sampah, tetapi juga mendorong perubahan perilaku yang berkelanjutan di tingkat rumah tangga.
 
Kegiatan ISWMP melalui paket pekerjaan peningkatan peran aktif masyarakat (PPAM)  Bali ini  melalui berbagai metode. Seperti focus group discussion (FGD), sosialisasi tatap muka, penyebaran media komunikasi informasi edukasi (KIE), hingga edukasi langsung ke rumah warga. Tujuannya tidak hanya untuk membiasakan cara memilah sampah, tetapi juga menumbuhkan pemahaman tentang pentingnya kebiasaan tersebut.
 
 "UpayaI WMP dan tim PPAM bersama DLHK selama ini dalam memberikan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat tentang pengelolaan sampah sangat membantu DLHK untuk bersama mengatasi permasalahan sampah di Kota Denpasar,” kata Kepala DLHK Kota Denpasar, Ida Bagus Putra Wirawaba, dalam rilis ke Kontan.co.id, Rabu (24/9).

Baca Juga: Prabowo akan Rilis Aturan Pembangkit Sampah, Danantara dan Swasta Siap Garap PLTSa

Meskipun pendampingan hanya berlangsung selama dua bulan, hasil yang dicapai di Banjar Kerta Petasikan terbilang luar biasa. Dari total 235 kepala keluarga (KK), sebanyak 186 KK—atau sekitar 79% warga—telah konsisten memilah sampah langsung dari sumber.

Angka ini tidak hanya melampaui target minimal sebesar 70%, api juga menjadi bukti bahwa perubahan perilaku masyarakat dapat terwujud melalui pendekatan yang tepat dan edukasi yang berkesinambungan.

Kisah Banjar Kerta Petasikan menegaskan satu hal penting: perubahan dapat dimulai dari komunitas kecil. Melalui pendekatan partisipatif, edukasi yang konsisten, serta dukungan kebijakan yang berpihak, pengelolaan sampah tidak lagi semata-mata menjadi persoalan teknis, tetapi telah bertransformasi menjadi bagian dari kesadaran kolektif masyarakat.
 

Selanjutnya: Aksi Profit Taking Tekan Harga Minyak, Meski Stok AS Turun dan Rusia–Ukraina Memanas

Menarik Dibaca: Redmi 15C Harga 1 Jutaan yang Punya Baterai 6000 mAh, Siap Saingi Flagship

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×