kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pertumbuhan uang beredar melambat di bulan Maret


Senin, 30 April 2018 / 20:21 WIB
Pertumbuhan uang beredar melambat di bulan Maret
ILUSTRASI. Uang Tunai di Pusat Penyimpanan Uang di Kantor BRI


Reporter: Arsy Ani Sucianingsih, Sanny Cicilia | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Likuiditas perekonomian pada bulan Maret mengalami pelambatan. Indikatornya terlihat dari melambatnya pertumbuhan uang beredar. 

Berdasarkan catatan Bank Indonesia, uang beredar dalam arti luas (M2) mencapai Rp 5.394,9 triliun per akhir Maret lalu, tumbuh 7,5% dibanding Maret 2017 (year on year/yoy). Padahal, pertumbuhan M2 bulan Februari sebesar 8,3% yoy. 

Uang beredar M2 ini meliputi uang kartal yang dipegang masyarakat dan uang giral (giro rupiah), ditambah uang kuasi (mencakup tabungan, simpanan berjangka dalam rupiah dan valas, serta giro dalam valuta asing), dan surat berharga yang diterbitkan oleh sistem moneter yang dimiliki sektor swasta domestik dengan tenor satu tahun.

Pelambatan M2 terjadi di seluruh komponennya. Uang kuasi, misalnya yang tumbuh hanya 6,2%, berbading bulan sebelumnya tumbuh 6,7%. Pelambatan ini juga seiring dengan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan yang pertumbuhannya hanya 7,3%, berbanding Februari yang sebesar 8,2%. 

Komponen surat berharga selain saham turun atau minus 11,9%, berkebalikan dibanding bulan sebelumnya yang tumbuh 19,4%. Penyebabnya adalah penurunan surat berharga yang dimiliki perusahaan reksadana dan asuransi.  

Berdasarkan faktornya, pelambatan M2 ini dipengaruhi operasi keuangan pemerintah pusat, serta aktiva luar negeri bersih. 

Pelambatan aktiva luar negeri ini tercermin dari pelambatan tagihan luar negeri, khususnya pada instrumen surat berharga asing, sejalan dengan penurunan cadangan devisa dan depresiasi rupiah. Di sisi lain, kewajiban luar negeri meningkat, terutama di pos simpanan berjangka valas non-residen dan pinjaman yang diterima perbankan dan perbankan asing. 

Sedangkan kontraksi operasi keuangan pemerintah pusat tercermin dari pelambatan pertumbuhan tagihan bersih kepada pempus. Penyebabnya adalah peningkatan simpanan pemerintah pusat di sistem moneter (di BI dan bank) masa akhir periode laporan pajak, serta penerimaan pemerintah dari penerbitan sukuk global.

Pelambatan uang beredar ini sejatinya bisa lebih dalam. Namun, tertahan oleh lebih derasnya kredit yang disalurkan.  

Penyaluran kredit perbankan pada periode Maret tercatat sebesar Rp 4.768,8 triliun, atau tumbuh 8,5% yoy. Angka ini lebih tinggi dibanding bulan sebelumnya yang berkinerja pertumbuhan 8,2% yoy. 

Salah satu pendorong penyaluran kredit adalah penurunan bunga kredit, akibat tren penurunan bunga acuan Bank Indonesia. Pada Maret 2018, tercatat rata-rata tertimbang suku bunga kredit bank sebesar 11,18%, turun 9 basis poin dibanding bulan sebelumnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×