kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.914   16,00   0,10%
  • IDX 7.199   58,54   0,82%
  • KOMPAS100 1.106   11,37   1,04%
  • LQ45 878   11,64   1,34%
  • ISSI 221   1,06   0,48%
  • IDX30 449   6,23   1,41%
  • IDXHIDIV20 540   5,82   1,09%
  • IDX80 127   1,42   1,13%
  • IDXV30 134   0,44   0,33%
  • IDXQ30 149   1,71   1,16%

Pertumbuhan uang beredar kian melambat


Senin, 01 Februari 2016 / 17:15 WIB
Pertumbuhan uang beredar kian melambat


Reporter: Amailia Putri Hasniawati | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Pertumbuhan uang beredar terus merosot. Sepanjang Desember 2015, jumlah uang beredar (M2) tumbuh sebesar 8,9% secara year-on-year (yoy) menjadi Rp 4.546 triliun.

Jika dibandingkan dengan pertumbuhan di bulan sebelumnya, terjadi penurunan, yakni dari 9,2% yoy. Begitu pula pertumbuhan uang beredar di November 2015 jika dibandingkan Oktober 2015 mengalami penyusutan.

Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), pertumbuhan uang beredar pada Oktober 2015 tercatat sebesar 10,4%. Rangkaian pertumbuhan negatif jumlah uang beredar ini ditengarai akibat melemahnya pertumbuhan ekonomi dan tidak masuknya dana ke dalam sistem keuangan.

Merosotnya pertumbuhan M2 di Desember 2015 akibat anjloknya pertumbuhan uang kuasi atau dana pihak ke tiga (DPK) dari 9,3% menjadi hanya 8,4%.

Jumlah uang kuasi di penghujung tahun lalu tercatat sebesar Rp 3.478 triliun. Perlambatan jumlah uang kuasi ini akibat turunnya pertumbuhan simpanan berjangka, baik rupiah maupun valuta aisng (valas), tabungan serta giro valas.

Pada bulan-bulan sebelumnya, penurunan pertumbuhan M2 tidak hanya disebabkan pertumbuhan DPK, tetapi juga penurunan pertumbuhan uang kartal dan giral yang dipegang masyarakat (M1).

Kali ini, pertumbuhan M1 justru meningkat dari 10% menjadi 12%. Adapun, jumlah M1 per akhir Desember 2015 sekitar Rp 1.055 triliun. Peningkatan buntut dari peningkatan pertumbuhan uang kartal akibat tingginya permintaan masyarkat menyusul libur natal dan tahun baru.

Hal ini menguatkan pernyataan Juda Agung, Direktur Eksekutif Bidang Ekonomi dan Moneter BI, yaitu sebagian masyarakat telah menggunakan simpanannya untuk memenuhi kebutuhan. Hal tersebut lantaran pengeluaran masyarakat lebih tinggi dari pendapatan yang dihasilkan.


 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×