kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pertumbuhan Nilai dan Volume Belanja Masyarakat Melambat pada Oktober 2022


Rabu, 09 November 2022 / 12:35 WIB
Pertumbuhan Nilai dan Volume Belanja Masyarakat Melambat pada Oktober 2022
ILUSTRASI. Pertumbuhan nilai belanja masyarakat pada Oktober 2022 sebesar 10% YoY. KONTAN/Fransiskus Simbolon


Reporter: Bidara Pink | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertumbuhan belanja masyarakat nampak menurun pada Oktober 2022. Penurunan ini terjadi bahkan dari sisi pertumbuhan nilai belanja maupun volume berbelanja. 

Data Mandiri Institute yang diterima Kontan.co.id menunjukkan pertumbuhan nilai belanja masyarakat pada Oktober 2022 sebesar 10% secara tahunan (YoY), atau melambat dari pertumbuhan pada bulan sebelumnya yang mencapai 22% YoY. 

“Bahkan, pertumbuhan ini menjadi pertumbuhan yang terendah di sepanjang tahun berjalan 2022. Sepertinya, ini akan menjadi yang terendah di tahun ini,” terang Head of Mandiri Institute Teguh Yudo Wicaksono dalam dokumen tersebut, Selasa (8/11). 

Baca Juga: Masyarakat Hadapi Krisis dengan Hemat Belanja

Pun bila menilik data pertumbuhan volume belanja. Pada Oktober 2022, pertumbuhan volume belanja masyarakat hanya tercatat 4% YoY. Bahkan, Yudo bisa mengklaim ini merupakan pertumbuhan terendah sejak serangan Covid-19 varian Delta pada Juli 2021. 

Yudo menyebut ini sehubungan dengan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) pada September 2022. Kenaikan harga BBM ini memang mendorong naiknya inflasi pada bulan laporan menjadi 5,95% YoY, dari 4,69% YoY pada bulan September 2022. 

Pasca kenaikan harga BBM, masyarakat mencatat perubahan konsumsi dengan lebih berhemat. Sehingga meski ada pertumbuhan positif, tetap saja melambat dari periode sebelumnya.

“Masyarakat tetap berbelanja, tetapi ke barang-barang atau jasa yang lebih murah pasca kenaikan harga BBM,” tambah Yudo. 

Transisi pola konsumsi ini juga bisa dilihat dalam aktivitas berbelanja masyarakat di supermarket maupun restoran. Data MSI menunjukkan, setelah kenaikan BBM, frekuensi berbelanja masyarakat di supermarket naik 0,4 poin, tetapi nilai belanjanya turun 0,9 poin. Pun di restoran, frekuensi belanja naik 5,3 poin, tetapi nilai belanja juga turun 0,9 poin. 

Baca Juga: Pertumbuhan Konsumsi Rumah Tangga Melandai di Kuartal III, Ini Kata Menko Airlangga

“Jadi di supermarket, setelah kenaikan BBM frekuensi berbelanja mulai kembali tetapi nilai belanjanya turun dibandingkan minggu kenaikan BBM. Kunjungan ke restoran juga naik drastis, tetapi masyarakat lebih memilih menu yang relatif terjangkau atau pergi ke restoran yang lebih terjangkau,” tambahnya. 

Meski ada transisi pola konsumsi tersebut, Yudo masih yakin bahwa daya beli masyarakat masih cukup resilien. Ia juga yakin daya beli masyarakat masih tangguh dalam menghadapi potensi perlambatan dan resesi global tahun 2023, yang juga tentu berdampak pada perekonomian Indonesia. 

Yudo membaca, konsumsi masyarakat masih akan tetap tumbuh. Namun, konsumsi masyarakat tidak akan sengegas pertumbuhan pada kuartal I-2022. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×