kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.115.000   10.000   0,48%
  • USD/IDR 16.446   -11,00   -0,07%
  • IDX 7.982   24,78   0,31%
  • KOMPAS100 1.115   1,51   0,14%
  • LQ45 807   0,03   0,00%
  • ISSI 275   1,52   0,56%
  • IDX30 419   -0,27   -0,06%
  • IDXHIDIV20 485   -0,95   -0,20%
  • IDX80 122   -0,01   -0,01%
  • IDXV30 132   0,03   0,02%
  • IDXQ30 135   -0,53   -0,39%

Pertumbuhan industri pengolahan hanya 3,8% di 2019


Rabu, 05 Februari 2020 / 16:55 WIB
Pertumbuhan industri pengolahan hanya 3,8% di 2019
ILUSTRASI. Kepala BPS Suhariyanto dan jajaran BPS saat pemaparan neraca dagang Desember 2019 di Jakarta (15/1/2020).


Reporter: Grace Olivia | Editor: Yudho Winarto

Baca Juga: Kontribusi pertumbuhan ekonomi Pulau Jawa terhadap PDB nasional capai 59%

Industri barang logam, komputer, barang elektronik, optik dan peralatan listrik juga mengalami kontraksi, yaitu tumbuh -0,51% yoy.

Hanya industri kimia, farmasi, dan obat tradisional, serta industri tekstil dan pakaian jadi yang mengalami pertumbuhan lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya yaitu masing-masing 8,48% dan 15,35% yoy.

“Industri pengolahan mengalami penurunan cukup tajam dan ini yang menjadi penyebab pertumbuhan ekonomi 2019 hanya 5,02% karena peranan sektor ini sangat penting,” tutur Suhariyanto.

Baca Juga: PDB Indonesia tumbuh 5,02% sepanjang tahun 2019 lalu

Ia juga menerangkan bahwa perlambatan pertumbuhan industri pengolahan, terutama industri non-migas, sejatinya telah tecermin dari menurunnya impor bahan baku sepanjang tahun lalu yang mencapai 11,07% yoy.

“Ini pasti berpengaruh ketika bahan baku yang diimpor itu belum bisa disubstitusi. Itulah kenapa pemerintah berencana dan perlu untuk melakukan hilirisasi untuk memenuhi substitusi impor bahan baku tersebut,” tandas Suhariyanto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Business Contract Drafting GenAI Use Cases and Technology Investment | Real-World Applications in Healthcare, FMCG, Retail, and Finance

[X]
×