kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.929.000   -9.000   -0,46%
  • USD/IDR 16.295   -10,00   -0,06%
  • IDX 7.113   44,39   0,63%
  • KOMPAS100 1.038   7,95   0,77%
  • LQ45 802   5,08   0,64%
  • ISSI 229   1,99   0,87%
  • IDX30 417   1,49   0,36%
  • IDXHIDIV20 489   1,52   0,31%
  • IDX80 117   0,66   0,57%
  • IDXV30 119   -0,75   -0,63%
  • IDXQ30 135   0,08   0,06%

Pertumbuhan industri pengolahan hanya 3,8% di 2019


Rabu, 05 Februari 2020 / 16:55 WIB
Pertumbuhan industri pengolahan hanya 3,8% di 2019
ILUSTRASI. Kepala BPS Suhariyanto dan jajaran BPS saat pemaparan neraca dagang Desember 2019 di Jakarta (15/1/2020).


Reporter: Grace Olivia | Editor: Yudho Winarto

Baca Juga: Kontribusi pertumbuhan ekonomi Pulau Jawa terhadap PDB nasional capai 59%

Industri barang logam, komputer, barang elektronik, optik dan peralatan listrik juga mengalami kontraksi, yaitu tumbuh -0,51% yoy.

Hanya industri kimia, farmasi, dan obat tradisional, serta industri tekstil dan pakaian jadi yang mengalami pertumbuhan lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya yaitu masing-masing 8,48% dan 15,35% yoy.

“Industri pengolahan mengalami penurunan cukup tajam dan ini yang menjadi penyebab pertumbuhan ekonomi 2019 hanya 5,02% karena peranan sektor ini sangat penting,” tutur Suhariyanto.

Baca Juga: PDB Indonesia tumbuh 5,02% sepanjang tahun 2019 lalu

Ia juga menerangkan bahwa perlambatan pertumbuhan industri pengolahan, terutama industri non-migas, sejatinya telah tecermin dari menurunnya impor bahan baku sepanjang tahun lalu yang mencapai 11,07% yoy.

“Ini pasti berpengaruh ketika bahan baku yang diimpor itu belum bisa disubstitusi. Itulah kenapa pemerintah berencana dan perlu untuk melakukan hilirisasi untuk memenuhi substitusi impor bahan baku tersebut,” tandas Suhariyanto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×