kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.755   0,00   0,00%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2021 dan dilema bagi rupiah


Rabu, 30 Desember 2020 / 11:31 WIB
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2021 dan dilema bagi rupiah
ILUSTRASI. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2021 dan dilema bagi rupiah


Reporter: Venny Suryanto, Bidara Pink, Lidya Yuniartha, Syamsul Ashar, Yusuf Imam Santoso | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Seperti pepatah klasik yang dipopulerkan RA Kartini, habis gelap terbitlah terang. Pemerintah meyakini masa terburuk pandemi Covid-19 telah berlalu pada 2020 ini.

Kepastian vaksin Covid-19 seperti mentari pagi yang menandai kembalinya aktivitas ekonomi di dalam negeri sehingga terjadi rebound pertumbuhan ekonomi pada 2021.

Pemerintah optimistis pertumbuhan ekonomi 2021 mencapai 5%. Kalkulasi Kepala Pusat Kebijakan Ekonomi Makro Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan (Kemkeu) Amir Hidayat, proyeksi pertumbuhan 5% merupakan asumsi moderat dengan mempertimbangkan berbagai ketidakpastian.

Salah satu pemicu optimisme pemulihan 2021 adalah perkembangan vaksin yang sangat cepat. Ketika penanganan Covid-19 secara bertahap bisa diatasi maka aktivitas ekonomi akan bergairah lagi. Seluruh komponen pertumbuhan akan ikut bangkit.

Baca Juga: Begini strategi investasi obligasi untuk tahun depan

Motor utama produk domestik bruto (PDB) Indonesia adalah konsumsi rumah tangga. Saat aktivitas masyarakat bangkit, konsumsi akan mengikutinya. Meskipun pola konsumsi ada kemungkinan berubah. Hampir setahun terakhir, pola konsumsi masyarakat beralih ke digital dan akan bertahan pada tahun depan.

Optimisme pemerintah akan ekonomi 2021 juga sejalan dengan perkiraan Bank Indonesia (BI), yang memasang proyeksi pada kisaran 4,8% hingga 5,8%. Gubernur BI Perry Warjiyo memperkirakan aktivitas perdagangan seperti ekspor akan menggeliat lagi, selain itu, konsumsi swasta dan konsumsi pemerintah juga ikut berpengaruh.

Tapi Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede melihat, ekonomi tahun depan belum mampu menyamai angka sebelum Covid-19 melanda. Ia memprediksi, pertumbuhan ekonomi tahun depan berada pada kisaran 3%-4%.

Baca Juga: Permudah petani dapat akses listrik, PLN gaet Bank Mandiri

Josua sepakat permintaan domestik akan lebih baik. Selain karena adanya vaksin, hal tersebut juga didorong dari belanja pemerintah secara khusus untuk program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×