kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.476.000   8.000   0,54%
  • USD/IDR 15.855   57,00   0,36%
  • IDX 7.134   -26,98   -0,38%
  • KOMPAS100 1.094   -0,62   -0,06%
  • LQ45 868   -3,96   -0,45%
  • ISSI 217   0,66   0,31%
  • IDX30 444   -2,90   -0,65%
  • IDXHIDIV20 536   -4,36   -0,81%
  • IDX80 126   -0,06   -0,05%
  • IDXV30 134   -2,14   -1,58%
  • IDXQ30 148   -1,23   -0,83%

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Diproyeksi Turun Jadi 4,8% Pada 2024, Ini Penyebabnya


Rabu, 06 Desember 2023 / 14:04 WIB
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Diproyeksi Turun Jadi 4,8% Pada 2024, Ini Penyebabnya
ILUSTRASI. INDEF memproyeksikan ekonomi Indonesia pada 2024 mendatang hanya akan tumbuh sebesar 4,8%.


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) memproyeksikan ekonomi Indonesia pada 2024 mendatang hanya akan tumbuh  sebesar 4,8%. Proyeksi ini lebih rendah dari target pemerintah dalam asumsi ekonomi makro APBN 2024 yang sebesar 5,2%.

Wakil Direktur INDEF Eko Listiyanto menyampaikan, faktor utama proyeksi tersebut lantaran adanya tekanan daya beli masyarakat bawah, moderatnya laju pertumbuhan kredit di sektor riil, serta berakhirnya windfall harga komoditas mentah global menjadi bagian gambaran ekonomi 2024 mendatang.

Eko menyampaikan, laju pertumbuhan kredit di sektor riil ini kemungkinan karena pengusaha cenderung wait and see karena khawatir ada guncangan politik pada pemilu  2024.

Baca Juga: Peningkatan Kinerja APBN 2024 untuk Pertumbuhan Ekonomi yang Berkelanjutan

“Ekonomi 2024 tidak setinggi asumsi makro karena tantangannya cukup pelik. Tetapi apakah 4,8% itu buruk? Bagi kita nggak terlalu buruk. Alasannya karena proyeksi ekonomi global saja diproyeksikan 2,8%,” tutur Eko dalam seminar Proyeksi Ekonomi Indonesia 2024, Tantangan Pelik Ekonomi di Tahun Pemilu, Rabu (6/12).

Menurut Eko, Hasil hitung-hitungan INDEF, memang cukup sulit untuk mencapai pertumbuhan ekonomi di 2024 sebesar 5,2%. Menurutnya, dengan melihat dinamika perkembangan ekonomi global dan domestik, paling realistis adalah di level 4,8%.

Dia menambahkan, stimulasi akselerasi dari sisi fiskal juga masih tidak akan maksimal mengingat pola penyerapan anggaran yang selalu menumpuk di akhir tahun atau kuartal IV. Penyerapan pola belanja yang lambat juga akan mempengaruhi laju pertumbuhan ekonomi, sebab dampak penyerapan belanja akhirnya tidak terlalu signifikan menyumbang pertumbuhan ekonomi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek)

[X]
×