Reporter: Margareta Engge Kharismawati | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Saat ini, rasio utang pemerintah berada dalam level 24,7% dari PDB. Adapun tingkat rasio utang terhadap PDB dipengaruhi oleh asumsi pertumbuhan dan rupiah.
Direktur Strategis dan Portofolio Utang Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kemkeu Schneider Siahaan mengatakan, rasio utang terhadap PDB kemungkinan masih bisa berubah hingga akhir tahun. Pasalnya, rasio utang terhadap PDB didasarkan atas asumsi dalam APBN di mana asumsi seperti kurs dan pertumbuhan ekonomi sudah tidak sesuai dengan realisasi yang terjadi di lapangan.
Jadi, pemerintah memperkirakan realisasi PDB akhir tahun akan lebih kecil dari asumsi dan besaran utang outstanding akhir tahun bisa lebih besar dari perkiraan. Meskipun rasio utang berpotensi untuk membesar, Schneider mengakui masih dalam level yang aman. "Kita perkirakan masih dalam level yang aman," ujarnya kepada KONTAN, Jumat (26/6).
Utang Indonesia yang didominasi oleh mata uang rupiah membuat utang Indonesia dalam posisi yang terkendali. Sebagai informasi, Dari catatan DJPPR, total utang pemerintah pusat outstanding hingga Mei 2015 adalah Rp 2.843,25 triliun. Untuk utang SBN sendiri adalah Rp 2.151,58 triliun. SBN yang berdenominasi valuta asing (valas) adalah 19% atau Rp 548,77 triliun, sementara yang berdenominasi rupiah adalah 56% atau Rp 1.602,81 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News