Reporter: Dadan M. Ramdan | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan minyak dan gas (migas) milik negara, PT Pertamina Tbk dikabarkan tengah membeli minyak mentah dari Rusia. Harga minyak Rusia yang lebih murah dibandingkan dengan harga minyak di pasar international menjadi salah satu pertimbangan Indonesia impor dari negara tersebut.
Meski harga minyak Rusia lebih murah ketimbang harga minyak internasional, keputusan Pertamina mengimpor dari Moskow juga perlu dipertimbangkan dampak politiknya bagi hubungan Indonesia dengan dunia barat, khususnya Amerika Serikat.
Pengamat Energi dari Reforminer Institute, Komaidi Notonegoro mengatakan, selama ini isu utama dari rencana pembelian minyak dari Rusia adalah efeknya terhadap hubungan diplomatik Indonesia dengan Amerika Serikat dan Uni Eropa.
"Dengan membeli minyak dari Rusia seolah-olah Indonesia mendukung adanya invasi ke Ukraina," sebutnya kepada KONTAN, Kamis (1/8/2024).
Baca Juga: Kebutuhan Domestik Tinggi, Tapi Persaingan Bisnis Petrokimia Semakin Ketat
Menurut Komaidi, jika hal ini dianggap sebagai dukungan terhadap Rusia yang melakukan invasi ke Ukrania dan dikhawatirkan berdampak pada penolakan barang-barang asal Indonesia di pasar global.
"Itu yang selama ini menjadi isu utamanya, bukan masalah spesifikasi minyak mentah sesuai dengan kondisi kilang milik Pertamina. Nanti ada sentimen negatif terhadap produk Indonesia," jelasnya.
Meski demikian, Komaidi bilang, kekhawatiran tersebut tidak perlu berlebihan. Sebab, pembelian minyak Rusia kapasitasnya hanya kepentingan bisnis, bukan kaitannya dengan perang Rusia-Ukrania.
"Pertamina beli minyak Rusia bukan diartikan mendukung Rusia invasi ke Ukraina, hanya urusan bisnis saja kita butuh minyak dari sumber-sumber yang lebih murah," ujarnya.
Baca Juga: 2 Risiko yang Muncul Jika Pemerintah Ingin Membeli Minyak Rusia
Lantas, bagaimana pengaruhnya terhadap hubungan diplomatik Indonesia dengan Amerika Serikat? Sejatinya, karena pembelian minyak itu adalah urusan bisnis, kemungkinan akan menimbulkan ketengangan dengan negara barat juga tak begitu mendasar. "Saat ini China dan India juga membeli minyak dari Rusia," sebut Komaidi.
Menurut dia, dalam kaitannya dengan opsi pembelian minyak Rusia, Pertamina bisa mendapatkan harga yang bagus karena dijanjikan mendapat pemotongan harga hingga 30% dari harga minyak internasional.
"Soal spesifikasi minyak juga bukan masalah lagi, karena kilang-kilang terbantu Pertamina sudah dengan teknologi yang mampu mengolah berbagai macam bahan baku minyak mentah," papar