kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Persaki kembangkan program Identifikasi Titik Api


Senin, 19 Oktober 2015 / 16:38 WIB
Persaki kembangkan program Identifikasi Titik Api


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Kebakaran lahan dan hutan yang marak terjadi saat ini sudah di luar batas kewajaran. Untuk mencegah kebakaran serupa terjadi pada tahun yang akan datang, Persatuan Sarjana Kehutanan (Persaki) tengah mengembangkan program Identifikasi Dini Titik Api (Initia). Diharapkan dengan adanya program ini, maka potensi kebakaran dalam skala besar dapat dicegah sebelum terlambat.

Menurut Sekjen Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Bambang Hendroyono pendeteksian secara dini titik api menjadi langkah awal yang penting dalam pencegahan dan pengendalian kebakaran hutan dan lahan. Pemanfaatan teknologi citra satelit resolusi tinggi periode harian akan sangat membantu proses tersebut.

Ia bilang, saat ini, KLHK tengah menyusun pedoman early warning system (sistem deteksi dini) titik api. Sistem ini akan terintegrasi dengan kegiatan lainnya dalam rangka pencegahan dan pengendalian kebakaran hutan dan lahan, seperti pedoman sistem pemantauan dan pedoman pengelolaan tata air di lahan gambut.

"Pemerintah menyambut baik pengembangan Program Initia yang bermanfaat untuk memperkuat sistem data base Pemerintah," ujar Bambang akhir pekan lalu.

Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (Aphi) Irsyal Yasman menambahkan, program Initia sangat strategis untuk mendorong sistem pemantauan kebakaran hutan dan lahan secara profesional. Aphi berharap sistem ini dapat dikembangkan lebih lanjut untuk mengidentifikasi fakta penyebab kebakaran hutan, sehingga posisi pelaku usaha tidak terus disudutkan.

Karena itu, kolaborasi semua pihak sangat diperlukan untuk memecahkan akar persoalan kebakaran hutan dan lahan hingga bisa mencegahnya kembali terulang. Maka kolaborasi multi pihak mutlak dijalankan karena kebakaran terjadi tidak hanya di kawasan Hutan Produksi, tapi juga di kawasan Hutan Lindung, Hutan Konservasi dan Areal Penggunaan Lain.

Ia menegaskan, Aphi juga mendukung sepenuhnya langkah pemerintah untuk mendorong penegakan hukum secara transparan kepada para pelaku pembakar hutan. Mereka dalam banyak hal melakukan kegiatan secara ilegal di kawasan hutan dan non kawasan hutan, yang faktanya menjadi sumber dari terjadinya kebakaran hutan dan lahan

Kendati begitu, ia juga berharap untuk tetap dijunjung asas praduga tak bersalah atas tuduhan kepada Pemegang HTI, yang saat ini menjadi sasaran penyelidikan.

Berkembangnya opini publik yang terus menyudutkan pelaku usaha menjadi pintu masuk untuk memperlemah daya saing produk unggulan Indonesia, antara lain bisa dilihat dari kasus boikot produk tissu oleh Singapura.

Irsyal memastikan seluruh anggota APHI memiliki komitmen untuk pengolahan lahan tanpa bakar. Kebakaran yang terjadi di areal konsesi bisa membuat pemegang izin rugi berlipat. "Sudah harus kehilangan aset, mereka juga harus menghadapi tuduhan sebagai pelaku pembakaran," keluhnya.

Ketua Himpunan Gambut Indonesia (HGI) Supiandi Sabiham bilang perlu adanya perbaikan tata kelola di lahan gambut. Sebab, pemanfaatan lahan gambut mesti diiringi dengan penggunaan teknologi tata air yang tepat. Penggunaan teknologi tata air bisa menjaga kelembaban gambut, dan mencegahnya terbakar.

Menurut Supinandi, instruksi Presiden Joko Widodo untuk membuka kanal bersekat sebenarnya adalah salah satu bentuk penerapan teknologi tata air. Meski demikian, ia mengingatkan pembukaan kanal tak bisa sembarangan dilakukan.

Beberapa hal harus diperhatikan termasuk kontur lahan, letak kubah gambut, dan arah kanal di buat. Kanal juga harus terus dipantau untuk mengatur ketinggian muka airnya.

"Jika tidak disiplin penerapan syarat tersebut, gambut akan semakin kering dan mudah terbakar," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×