kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.405.000   -9.000   -0,64%
  • USD/IDR 15.370
  • IDX 7.722   40,80   0,53%
  • KOMPAS100 1.176   5,28   0,45%
  • LQ45 950   6,41   0,68%
  • ISSI 225   0,01   0,00%
  • IDX30 481   2,75   0,57%
  • IDXHIDIV20 584   2,72   0,47%
  • IDX80 133   0,62   0,47%
  • IDXV30 138   -1,18   -0,84%
  • IDXQ30 161   0,48   0,30%

Permintaan Global Produk Manufaktur Kembali Menguat pada Agustus 2023


Jumat, 01 September 2023 / 18:57 WIB
Permintaan Global Produk Manufaktur Kembali Menguat pada Agustus 2023
ILUSTRASI. Purchasing Manager's Index (PMI) Manufaktur Indonesia pada Agustus 2023 berada di level 53,9


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. S&P Global mencatat, Purchasing Manager's Index (PMI) Manufaktur Indonesia pada Agustus 2023 berada di level 53,9. Angka ini meningkat 0,6 poin jika dibandingkan pada bulan sebelumnya yang tercatat 53,3.

PMI Manufaktur Indonesia pada Agustus 2023 menggenapkan selama 24 bulan berturut atau sepanjang dua tahun terakhir ini berada di atas 50 poin, menandakan bahwa sektor manufaktur Indonesia masih bertahan dalam kondisi ekspansif.

Laju ekspansi PMI Manufaktur Agustus 2023 juga merupakan yang paling cepat dalam kurun waktu hampir setahun.

"Laju ekspansi PMI Manufaktur ini masih didorong oleh pertumbuhan dari permintaan baru, terutama permintaan luar negeri atau global yang turut memacu percepatan produksi," ujar Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam keterangan resminya, Jumat (1/9).

Baca Juga: Manufaktur Indonesia Masih Ekspansif, Pemerintah Diminta Tak Puas Diri

Ekonom Center of Reform on Economic (Core) Yusuf Rendy Manilet mengatakan, tingginya permintaan global terhadap produk manufaktur menunjukkan dua hal. Pertama, perlambatan perekonomian pada negara tujuan ekspor produk manufaktur tidak berlalu berdampak terhadap permintaan produk manufaktur dari Indonesia.

Kedua, Indonesia memiliki pangsa pasar lain yang tidak hanya bergantung pada satu negara atau dua negara saja. Oleh karena itu, ketika negara-negara utama tujuan ekspor produk manufaktur mengalami perlambatan, masih terdapat permintaan lain secara global dari beberapa negara partner dagang lain Indonesia.

"Jika tren ini terus bertahan sampai dengan akhir tahun nanti maka setidaknya peningkatan permintaan produk ekspor manufaktur itu bisa mengompensasi jika di sisa tahun 2023 ini kinerja permintaan produk manufaktur dari dalam negeri itu tidak meningkat secara signifikan," ujar Yusuf kepada Kontan.co.id, Jumat (1/9).

Sementara itu, Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Febrio Nathan Kacaribu menyebut, tren ekspansi sektor manufaktur diperkirakan diikuti oleh pembukaan lapangan kerja yang semakin kuat di bulan Agustus 2023.

Baca Juga: Genap Dua Tahun, PMI Manufaktur Indonesia Bertahan Ekspansif

Secara keseluruhan, pera pelaku industri manufaktur nasional tetap optimis dalam melihat potensi perekonomian dalam jangka pendek.

Oleh karena itu, pertumbuhan sektor manufaktur harus terus didukung untuk memperkuat fundamental perekonomian agar tetap mampu tumbuh tinggi dan menyerap lapangan kerja di tengah perlambatan ekonomi dunia.

"Dukungan pemerintah dalam berbagai bentuk insentif fiskal dan non fiskal akan terus diberikan untuk memperkuat daya saing produk manufaktur nasional," kata Febrio dalam keterangan resminya, Jumat (1/9).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mudah Menagih Hutang Penyusunan Perjanjian & Pengikatan Jaminan Kredit serta Implikasi Positifnya terhadap Penanganan Kredit / Piutang Macet

[X]
×