kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.095.000   7.000   0,34%
  • USD/IDR 16.417   -75,00   -0,45%
  • IDX 7.854   106,16   1,37%
  • KOMPAS100 1.101   16,96   1,56%
  • LQ45 805   9,90   1,25%
  • ISSI 268   3,89   1,47%
  • IDX30 417   5,18   1,26%
  • IDXHIDIV20 484   5,68   1,19%
  • IDX80 122   1,41   1,17%
  • IDXV30 133   1,64   1,25%
  • IDXQ30 135   1,48   1,11%

Perlambatan ekonomi Papua dinilai tak berdampak signifikan ke pertumbuhan nasional


Jumat, 30 Agustus 2019 / 22:36 WIB
Perlambatan ekonomi Papua dinilai tak berdampak signifikan ke pertumbuhan nasional
ILUSTRASI. KONDISI JAYAPURA SEUSAI AKSI UNJUK RASA


Reporter: Bidara Pink | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekonomi Papua hingga kuartal II-2019 mengalami kontraksi. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), secara spasial pertumbuhan ekonomi Maluku dan Papua terkontraksi sebesar 13,12%.

Namun, perlambatan ini dipandang Ekonom CORE Yusuf Rendy tidak memiliki dampak yang terlalu signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi dan investasi nasional.

"Share pertumbuhan ekonomi Papua terhadap PDB ini kecil, hanya sekitar 2%. Juga share investasi asing langsung yang mengalir ke Papua hanya mencapai 1% dari total investasi yang masuk ke Indonesia. Adapun yang masuk ke investasi domestik Papua hanya mencapai 0,1%," kata Yusuf saat dihubungi Kontan.co.id pada Jumat (30/8).

Baca Juga: Jokowi panggil sejumlah menteri malam ini bahas gejolak yang terjadi di Papua

Hal ini juga diungkapkan oleh Ekonom Maybank Kim Eng Sekuritas Luthfi Ridho. Menurut Luthfi, dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia memang ada, tetapi dalam proporsi kecil.

Bila menurut Luthfi, penopang pertumbuhan ekonomi Indonesia 60% ditopang Jawa, 35% ditopang oleh Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi, sementara 5% ada di Papua dan sekitarnya. Oleh karena itu, juga tidak terlalu berdampak signifikan.

Namun, Yusuf melihat adanya dampak tidak langsung perlambatan ekonomi Papua bagi pertumbuhan dan investasi nasional. Apalagi saat ini terjadi konflik Papua yang juga menyita perhatian publik.

Baca Juga: Jokowi: Tidak ada toleransi kepada perusuh di Papua

Gejolak yang masih berlangsung di Papua ini dianggap terlalu berlarut-larut. Justru ini yang harus diwaspadai, karena bisa menghambat aliran investasi yang akan masuk.

Saat investor akan masuk ke suatu negara, tentu mereka juga mempertimbangkan faktor politik dan keamanan. Bila kondisi politik dan keamanan dinilai baik, maka otomatis akan menambah kepercayaan investor untuk masuk ke negara tersebut.

Namun, karena ada konflik yang terjadi di Papua, ini berpotensi untuk memberi stigma buruk di mata investor. Khususnya mereka yang saat ini masih belum melakukan ekspansi atau cenderung wait and see.

Baca Juga: Layanan telekomunikasi di Papua akan pulih dalam tiga hari ke depan

"Bila ini masih terus berlarut, maka ada kekhawatiran investor tidak jadi masuk ke Indonesia dan pertumbuhan investasi pun bisa terhambat," tambah Yusuf.

Saat ini, Pemerintah juga tengah berusaha untuk meredakan konflik di Papua. Pemerintah akan mengambil langkah persuasif dengan berdialog dengan tokoh masyarakat, kepala suku setempat, maupun massa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×