kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.200   -20,00   -0,12%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Pergesaran pola konsumsi masyarakat versi Nielsen


Jumat, 13 Oktober 2017 / 19:11 WIB
Pergesaran pola konsumsi masyarakat versi Nielsen


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pola konsumsi masyarakat yang disebut-sebut bergeser, benar adanya. Masyarakat kini lebih senang membelanjakan uangnya untuk kebutuhan dasar, dibanding membelanjakan uangnya untuk produk konsumen yang bergerak cepat atau Fast Moving Consumer Goods (FMCG).

Berdasarkan riset Nielsen, pengeluaran masyarakat saat ini fokus pada tiga hal, yaitu makanan, pendidikan, serta kenyamanan dan gaya hidup (leisure dan lifestyle). Pengeluaran ketiganya menunjukkan pertumbuhan signifikan di tahun ini, dibanding pertumbuhan tahun 2016.

Bahkan, pola tersebut terjadi pada seluruh kelompok masyarakat, baik masyarakat kelas, kelas menengah, maupun kelas bawah.

Khusus konsumsi untuk leisure dan lifestyle, peningkatannya ditunjukkan oleh peningkatan pada konsumsi untuk kuliner termasuk coffee shop, barang elektronik tahan lama, dan kepemilikan smartphone dari kuartal pertama tahun 2015 hingga kuartal pertama 2017.

Di tengah naiknya tiga sektor tadi (makanan, pendidikan, serta leisure dan lifestyle), pertumbuhan pengeluaran untuk FMCG menurun dibanding pertumbuhan tahun 2016. Penurunannya pun terjadi pada seluruh kelompok masyarakat, baik kelas atas, menengah, maupun bawah.

Meski begitu, "masyarakat kelas merasionalisasi pembelanjaan mereka dan mampu meminimalkan dampak harga melalui promosi," bunyi laporan Nielsen yang dikutip Kontan.co.id, Jumat (13/10).

Konsumen kelas atas, paling diuntungkan dari kegiatan promosi. Sementara kelas bawah tidak mampu berpartisipasi.

Masyarakat kelas menengah masih menunjukkan tingkat konsumsi yang positif dan mampu mengikuti kenaikan harga. Namun, masyarakat kelas bawah, tidak memiliki kemampuan keuangan sehingga volume konsumsi tak meningkat.

Selain itu, data Nielsen juga menunjukkan bahwa 38% pengguna internet yang disurvei merupakan pembeli online. Terkait pembelanjaan via online ini, selama semester pertama 2017, barang-barang keperluan pribadi (personal care), seperti produk perawatan kulit, sabun mandi, cologne, kosmetik, dan popok bayi, menjadi barang-barang utama yang dibeli konsumen.

"Personal care mengambil peran penting tahun ini karena total pengeluaran pembeli meningkat secara signifikan, bahkan lebih besar dari pada makanan. Meski menjadi kategori yang paling baru dipilih, namun pertumbuhannya lebih cepat dibandingkan dengan minuman," bunyi laporan itu. Sementara penyumbang transaksi online terbesar tetap pada barang elektronik dan travel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×