kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.326.000 1,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Percepat Pengembangan Ekosistem Baterai Listrik, Bahlil: Investasi US$ 9 Miliar


Rabu, 31 Mei 2023 / 15:43 WIB
Percepat Pengembangan Ekosistem Baterai Listrik, Bahlil: Investasi US$ 9 Miliar
ILUSTRASI. Presiden Jokowi meminta agar percepatan pembangunan ekosistem baterai listrik utamanya dalam proses administrasi.


Reporter: Ratih Waseso | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Invetasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia mengatakan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta agar percepatan pembangunan ekosistem baterai listrik dapat dilakukan utamanya dalam proses administrasi.

Percepatan yang dilakukan diminta agar tetap dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

"Negara ini terlalu banyak kajian sampai kemudian hal-hal prinsip kita lupa. Jadi arahan Bapak Presiden jelas minta dipercepat, di bulan September harus semuanya sudah selesai," kata Bahlil dalam Kanal YouTube Sekretariat Presiden, Rabu (31/5).

Baca Juga: Pembebasan PKB dan BBNKB Dipercaya Akan Mendongkrak Penjualan Motor Listrik

Ia memaparkan mengenai rencana investasi Inggris dalam membangun ekosistem baterai listrik di Indonesia.

Dengan investasi tersebut, kata Bahlil akan dibangun kawasan industri green energy yang memakai tenaga angin.

Rencananya pembangunan akan dilakukan di Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan. Pembangunan ekosistem baterai listrik tersebut akan terintegrasi dengan tambang nikel yang ada di Papua.

"Investasi Inggris ini bekerja sama dengan Glencore, EVision, kemudian Umicore dari Belgia, dan Antam dan pengusaha nasional di Indonesia," kata Bahlil.

Bahlil menyebut, rencana investasinya sekitar US$ 9 miliar. Nantinya pembangunan ekosistem baterai kendaraan listrik terdiri dari tambang sampai pembuatan baterai cell.

"Investasinya kurang lebih sekitar US$ 9 miliar dalam rencana. Kalau bisa kita percepat kita lakukan ini investasi pembangunan baterai mobil dari tambang sampai baterai cell," imbuh Bahlil.

Bahlil berharap investasi ini nantinya mampu menghasilkan baterai cell hingga 20 gigawatt hour (GWh) pada tahap pertama produksi.

Baca Juga: Pemberian Subsidi Kendaraan Listrik Dikritik, Begini Respon Sri Mulyani

Kemudian tahap selanjutnya, proses produksi dapat terus ditingkatkan berdasarkan permintaan pasar baik di dalam maupun luar negeri. Selain dalam negeri pasar yang akan dituju nantinya ialah ekspor terutama ke Eropa.

"Ekspor untuk Eropa. Ini kan Inggris dia akan jadi hub untuk eropa," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×