kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45930,39   2,75   0.30%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Per Mei 2020, utang luar negeri (ULN) Indonesia sebesar US$ 404,7 miliar


Jumat, 17 Juli 2020 / 11:20 WIB
Per Mei 2020, utang luar negeri (ULN) Indonesia sebesar US$ 404,7 miliar
ILUSTRASI. Petugas menata tumpukan uang dolar AS di Cash Center Bank Mandiri, Jakarta, Rabu (18/4). Bank Indonesia mencatat total utang luar negeri Indonesia per Februari 2018 berada pada posisi 356,23 miliar dolar AS atau naik 9,5 persen dibandingkan periode yang s


Reporter: Venny Suryanto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) mencatat, utang luar negeri (ULN) Indonesia sebesar US$ 404,7 miliar pada akhir Mei 2020. Atau tumbuh 4,8% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada April 2020 sebesar 2,9% (yoy)

BI melihat, ULN Indonesia pada akhir Mei 2020 tetap terkendali dengan struktur yang sehat. “Ini dipengaruhi oleh transaksi penarikan neto ULN, baik ULN Pemerintah maupun swasta serta penguatan nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS juga berkontribusi pada peningkatan ULN berdenominasi Rupiah,” terang BI dalam keterangan resminya, Jumat (17/7).

Baca Juga: BI: Defisit transaksi berjalan kuartal II-2020 akan lebih rendah dari 1,5% PDB

BI juga mencatat, ULN Indonesia tercatat sebesar US$ 404,7 miliar pada akhir Mei 2020 yang terdiri dari ULN sektor publik (Pemerintah dan Bank Sentral) sebesar US$ 194,9 miliar dan ULN sektor swasta (termasuk BUMN) sebesar US$ 209,9 miliar.

Kemudian, posisi ULN Pemerintah pada akhir Mei 2020 tercatat tumbuh 3,1% yoy atau sebesar US$ 192,1 miliar.

BI menilai, perkembangan  tersebut terutama dipengaruhi oleh arus modal masuk pada pasar Surat Berharga Negara (SBN) seiring dengan meredanya ketidakpastian pasar keuangan global dan tingginya daya tarik aset keuangan domestik, serta terjaganya kepercayaan investor asing terhadap prospek ekonomi Indonesia.

“Sentimen positif ini membawa pengaruh pada turunnya tingkat imbal hasil SBN sehingga biaya utang Pemerintah dapat ditekan,” paparnya.

Sedangkan, posisi ULN swasta pada akhir Mei 2020 juga tumbuh sebesar 6,6% (yoy). Angka itu lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 4,4% (yoy).

Kemudian, ULN perusahaan bukan lembaga keuangan juga meningkat sebesar 8,9% (yoy), di tengah kontraksi ULN lembaga keuangan sebesar 0,8% (yoy).

Menurut BI, beberapa sektor dengan pangsa ULN terbesar yang mencapai 77,3% dari total ULN swasta adalah sektor jasa keuangan & asuransi, sektor pertambangan & penggalian, sektor pengadaan listrik, gas, uap/air panas & udara dingin (LGA), dan sektor industri pengolahan.

Baca Juga: BI catat net inflows di kuartal II-2020 capai US$ 10,2 miliar

Adapun rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada akhir Mei 2020 adalah sebesar 36,6%, sedikit meningkat dibandingkan rasio pada bulan sebelumnya sebesar 36,2%.

Meskipun meningkat, struktur ULN Indonesia tetap didominasi oleh ULN berjangka panjang dengan pangsa 89,0% dari total ULN.

“Dalam rangka menjaga agar struktur ULN tetap sehat, Bank Indonesia dan Pemerintah terus meningkatkan koordinasi dalam memantau perkembangan ULN, didukung dengan penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya. Peran ULN juga terus dioptimalkan dalam menyokong pembiayaan pembangunan, dengan meminimalisasi risiko yang dapat mempengaruhi stabilitas perekonomian,” tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet

[X]
×