kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Indef: Penyerapan tenaga kerja RI masih minim


Kamis, 20 Oktober 2016 / 20:53 WIB
Indef: Penyerapan tenaga kerja RI masih minim


Sumber: Kompas.com | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Ekonom Institute for Development of Economic and Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adhinegara menilai, dalam dua tahun kinerja Presiden Joko Widodo dan Jusuf Kalla, pengembangan industri masih minim yang berdampak pada tingkat penyerapan tenaga kerja dalam negeri.

Bhima mengatakan, pemerintah perlu belajar dari negara lain ‎dalam hal pengembangan industri dan penyerapan tenaga kerja. Salah satu negara yang bisa dijadikan contoh dalam kedua hal tersebut yaitu Korea Selatan.

‎"Belajar dari Korea Selatan, dulu mereka sama-sama negara penerima bantuan. Sekarang mereka menjadi negara donor. Kita bisa mencontoh bagaimana mereka bangun sektor industrinya, terutama industri-industri di daerah," ujar Bhima di Jakarta, Kamis (20/10).

Bhima menuturkan, pertumbuhan ekonomi yang dicapai oleh Indonesia saat ini dinilai belum berkualitas mengingat, meski ekonominya tumbuh, tetapi penyerapan tenaga kerja di dalam negeri justru menurun.

"Pada waktu awal, diharapkan elastisitas PDB terhadap tenaga kerja bisa mencapai 225.000 orang per 1 persen pertumbuhan ekonomi. Tapi sekarang, 1 persen pertumbuhan ekonomi hanya mampu menciptakan 110.000 lapangan kerja baru," sebut Bhima.

Bhima juga menilai, minimnya pengembangan industri dan minimnya serapan tenaga kerja dalam negeri akibat dari minimnya dukungan pemerintah daerah yang kurang mengoptimalkan anggaran pendapatan dan belanja daerah untuk pembangunan di daerah-daerah.

‎"Respons daerah lambat. Di DKI Jakarta terparkir Rp 13,95 triliun, di Jawa Barat Rp 8,03 triliun, Jawa Timur Rp 3,95 triliun, Riau Rp 2,87 triliun," kata Bhima. (Iwan Supriyatna)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×