Reporter: Martina Prianti | Editor: Test Test
JAKARTA. Ini catatan buruk tentang penyerapan tenaga kerja. Hingga September ini, berdasar data Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Depnakertrans), tenaga kerja yang berhasil terserap baru mencapai 1 juta orang.
Padahal, pada 2008 ini Depnakertrans menargetkan penyerapan tenaga kerja bisa mencapai 2,5 juta orang. Artinya, 3 bulan menjelang tenggat terlampaui, instansi ini baru mencapai setengah dari targetnya sendiri.
Kendati pencapaian selama 9 bulan ini tidak menggembirakan, Depnakertrans masih saja tetap optimis. Mereka beralasan, menjelang akhir tahun penyerapan tenaga kerja, baik di dalam maupun luar negeri, bakal lebih banyak. "Pemerintah yakin menjelang akhir-akhir tahun penyerapan tenaga kerja akan berjalan baik, sehingga target 2,5 juta penyerapan tenaga kerja bisa terpenuhi," ucap Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Erman Suparno usai mengikuti rapat kerja dengan Komisi IX DPR yang membidangi Ketenagakerjaan, Selasa (3/9).
Menurut Menteri Erman, masih minimnya penyerapan tenaga karena pertumbuhan ekonomi saat ini lebih banyak dipacu oleh kegiatan industri yang sedikit membutuhkan tenaga kerja. "Makanya saat ini dan ke depan, pemerintah akan meningkatkan pengembangan industri manufaktur yang bisa menyerap tenaga kerja," sambungnya.
Data Depnakertrans menyebutkan, dari 1.00.488 orang tenaga kerja yang berhasil terserap, 400.000 orang diantaranya bekerja keluar negeri. Pencapaian ini juga masih di bawah target. Bukan apa-apa, dari total 2,5 juta orang tenaga kerja, pemerintah menargetkan 1 juta diantaranya terserap di negara tetangga alias menjadi tenaga kerja Indonesia (TKI).
Dibandingkan tahun lalu, realisasi penyerapan tenaga kerja ke luar negeri pada tahun ini sebenarnya jauh lebih baik. Pada 2007, dari target penempatan 1 juta tenaga kerja di luar negeri, pemerintah mengirimkan 400.000 orang. Artinya, dengan sisa 3 bulan kedepan, angka itu masih bisa terlampaui
Sementara itu, Ketua Komisi IX DPR Ribka Tjiptaning berharap pemerintah bisa lebih mengoptimalkan program pembangunan untuk mengurangi jumlah pengangguran dan masalah ketenagakerjaan. "Persoalannya sekarang, bagaimana melaksanakan program-program yang telah dibuat itu," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News