kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Penurunan impor dari China bisa jadi bahaya bagi Indonesia


Kamis, 13 Februari 2020 / 16:03 WIB
Penurunan impor dari China bisa jadi bahaya bagi Indonesia
ILUSTRASI. Bongkar muat peti kemas di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (24/5). Sejumlah produk impor dari China dipakai untuk bahan baku industri di Indonesia. KONTAN/Cheppy A. Muchlis


Reporter: Abdul Basith | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah terus memantau dampak penyebaran virus korona (COVID-19) bagi impor Indonesia. Terutama bagi impor untuk bahan baku industri Indonesia. 

Meski belum bisa diidentifikasi sebagai dampak virus korona, impor bahan baku dari China mengalami penurunan.

Baca Juga: Pemerintah tegaskan hanya impor binatang hidup yang dihentikan sementara dari China

"Kita amati dalam beberapa bulan ke depan kalau turun terus memang ini jadi masalah karena ini bahan baku industri untuk ekspor," ujar Direktur Kepabeanan Internasional Dan Antar Lembaga Bea dan Cukai Syarif Hidayat saat konferensi pers di Kantor Staf Presiden, Kamis (13/2).

Syarif bilang berkaitan dengan imlek, pengusaha Indonesia dinilai masih memiliki stok. Pasalnya sudah dipersiapkan impor bahan baku lebih besar sebelum imlek mengingat hal itu menjadi perayaan besar di China.

Meski begitu, bila kondisi tersebut terus berlanjut maka perlu solusi untuk sumber lain. Industri harus bersiap untuk mencari substitusi negara impor untuk bahan baku. "Kita juga melakukan percepatan layanan impor bahan baku dalam rangka genjot ekspor," terang Syarif.

Baca Juga: Lonjakan kasus virus corona membuat harga logam industri nelangsa

Selain impor bahan baku, Syarif juga bilang terjadi penurunan signifikan bagi impor barang konsumsi. Justru hal itu dinyatakan sebagai peluang untuk melakukan substitusi impor.

Sementara ekspor juga akan digenjot untuk negara selain China. Indonesia yang telah memiliki sejumlah perjanjian dagang dapat memanfaatkan hal itu sebagai diversifikasi ekspor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×