kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Penting untuk Konservasi Air, Jokowi Targetkan Penambahan Embung Lagi


Selasa, 13 Agustus 2024 / 16:39 WIB
Penting untuk Konservasi Air, Jokowi Targetkan Penambahan Embung Lagi
ILUSTRASI. Pembangunan embung menjadi aspek penting dalam desain kota dan konservasi air. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/tom.


Reporter: Handoyo | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono bersama Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian memandu kunjungan Gubernur, Bupati, dan Walikota dari seluruh Indonesia ke Embung MBH di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) Ibu Kota Negara (IKN) pada Selasa (13/8/2024).

Pembangunan embung menjadi aspek penting dalam desain kota dan konservasi air untuk mencapai kualitas kota yang layak huni dan berkelanjutan.

"Menurut Presiden Jokowi, embung-embung di IKN merupakan contoh pembangunan kota. Saat ini sudah selesai 22 embung, dan pada Desember 2024 diharapkan jumlahnya menjadi 30 embung, dengan tambahan target menjadi 60 embung," ujar Menteri Basuki.

Menteri Basuki menjelaskan bahwa pembangunan embung tidak hanya berfungsi sebagai elemen estetika kota, tetapi juga sebagai upaya konservasi sumber daya air.

Embung-embung di KIPP IKN tidak menggali tanah, melainkan memanfaatkan riparian sesuai kontur tanah untuk menampung limpasan air permukaan.

Baca Juga: Presiden Jokowi Resmikan Taman Kusuma Bangsa di IKN

"Embung MBH memiliki luas sekitar 8 hektare dengan kapasitas tampung sebesar 66.000 m³," tambah Menteri Basuki.

Sesuai dengan konsep keberlanjutan lingkungan, area embung MBH dilengkapi dengan berbagai tanaman sebagai ruang terbuka hijau, yang berfungsi menurunkan iklim mikro di IKN.

Menteri Basuki juga menyebutkan bahwa kualitas udara di IKN sangat baik dengan indeks udara mencapai 6 mikrogram/m³, jauh lebih rendah dibandingkan Jakarta yang mencapai lebih dari 100 mikrogram/m³ dan seharusnya maksimal 50 mikrogram/m³ seperti di negara-negara Eropa.

Pembangunan Embung MBH menerapkan konsep Smart Water Management System, termasuk penyiraman otomatis dengan sensor pendeteksi kadar air, suhu, dan kelembaban. Kawasan embung dilengkapi fasilitas seperti pedestrian, amphiteater, jogging track, dan taman sebagai ruang publik.

Kunjungan rombongan kemudian dilanjutkan ke Sumbu Kebangsaan, yang secara filosofis merupakan ruang terbuka simbolis yang menghubungkan alam, manusia, dan nilai-nilai budaya luhur. Sumbu Kebangsaan menghubungkan Istana Garuda dengan Taman Kusuma Bangsa, di mana di sisi kanan dan kiri terdapat kantor Kementerian Koordinator.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×