kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Penjelasan Jokowi soal dominasi BUMN dalam proyek infrastruktur


Selasa, 25 September 2018 / 06:00 WIB
Penjelasan Jokowi soal dominasi BUMN dalam proyek infrastruktur


Reporter: Sinar Putri S.Utami | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberi alasan mengapa proyek infrastruktur lebih banyak dilakukan oleh perusahaan milik negara (BUMN) saja.

Menurutnya, mayoritas proyek-proyek infrastruktur di daerah itu memiliki nilai Internal Rate of Return (IRR) yang cenderung kecil. Sehingga, tak banyak perusahaan swasta yang mau.

Hal itu disampaikan Presiden saat menghadiri acara syukuran dan ulang tahun Kadin Indonesia di Hotel Ritz-Carlton Pacific Place, Senin (24/9).

Bahkan atas hal itu, Presiden sempat menawarkan di depan para pengusaha siapa yang ingin membangun infrastruktur di daerah. "Coba siapa yang mau bangun infrastruktur di Sumatera, sini ayo maju, saya kasih langsung," ucap Presiden.

Pasalnya, di Sumatera sendiri IRR-nya kecil dibandingkan di Jawa. "Kenapa BUMN yg ngerjain karena disuntik PMN (Penyertaan Modal Negara) kalau swasta kan ngga bisa. Tak hanya jalan tol, pelabuhan juga kecil-kecil IRR-nya. Ngga mungkin," jelas Presiden.

Dirinya pun mengingatkan, saat ini pemerintah masih terus melakukan pemerataan pembangunan di seluruh Indonesia. Seperti halnya bendungan dalam tiga tahun lalu ini di Indonesia baru mencapai 231 waduk dan bendungan.

Sementara Amerika Serikat memiliki 6.000 bendungan dan China 110.000 bendungan di kurun waktu yang sama. "Ini fakta yang harus kita kejar," tambah Presiden.

Begitu juga dengan jalan tol sampai 2015 awal tol Jagorawi saja hanya memiliki 738 km. Sementara China di kurun waktu yang sama telah memiliki 238.000 km. "Kita bandingkan. Kita harus bekerja cepat kebut ketertinggalan ini," tutup Presiden.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×