kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Penjajakan koalisi Golkar-Demokrat buntu, mengapa?


Rabu, 30 April 2014 / 20:06 WIB
Penjajakan koalisi Golkar-Demokrat buntu, mengapa?
ILUSTRASI. Cara menonaktifkan enkripsi end to end WhatsApp.


Sumber: TribunNews.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Ketua DPP Partai Golkar Hajriyanto Tohari mengatakan, partainya sudah beberapa kali membuka penjajakan koalisi dengan Partai Demokrat. Akan tetapi, pembicaraan tersebut belum memberikan titik terang. Penyebabnya, menurut dia, karena Golkar dan Demokrat masih berkeinginan mengusung calon presiden sendiri.

"Kami buntu saat mereka (Demokrat) hendak bicara dari nol, artinya belum menentukan capres atau cawapres. Sedangkan kamimau memulai pembicaraan dari capres. Titik temu itulah yg hingga saat ini belum ada. Sulit ditemukan antara Partai Golkar dan Partai Demokrat," kata Hajriyanto, dalam sebuah diskusi, di Jakarta, Rabu (30/4/2014) sore.

Hajriyanto mengaku memahami posisi Demokrat yang masih menunggu hasil konvensi calon presiden. Menurutnya, Demokrat serius menggelar konvensi sehingga wajar jika masih memiliki keinginan mengusung pemenang konvensi sebagai bakal calon presiden.

"Mungkin kalau hasil konvensi sudah jelas nanti, pembicaraan akan lebih jelas,"ujarnya.

Apalagi, lanjut Hajriyanto, Demokrat menyatakan keinginannya membangun poros koalisi baru.

"Itulah yang membuat kami belum mungkin (koalisi). Kebuntuan-kebuntuan itulah yang sedang ingin kita temukan jalan keluarnya," kata Hajriyanto.

Demokrat tertutup

Sebelumnya, Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar Fadel Muhammad juga mengungkapkan hal yang sama. Fadel mengaku tak memahami mengapa Demokrat dan SBY hingga saat ini masih tertutup untuk komunikasi terkait koalisi. Dia menduga SBY minder karena perolehan suara partainya lebih rendah daripada Golkar.

"Kami sebenarnya masih menunggu Partai Demokrat dan Pak SBY. Tapi sepertinya mereka sulit membuka diri. Mungkin penyebabnya karena suara Golkar lebih besar dibanding Demokrat," kata Fadel di kantor DPP Partai Golkar, kawasan Slipi, Jakarta Barat, Selasa (29/4/2014) malam.

Berdasarkan hasil hitung cepat sejumlah lembaga, Partai Golkar diprediksi meraih sekitar 14-15 persen suara. Sementara Partai Demokrat hanya mendapatkan sekitar 9-10 persen suara.

Fadel juga menduga, ketertutupan SBY terhadap Golkar karena ada sesuatu yang disembunyikannya terhadap Ketua Umum DPP Partai Golkar Aburizal Bakrie. Akan tetapi, Fadel tak mengungkapkan lebih jauh terkait dugaannya ini.(Ihsanuddin)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×