kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.894.000   -12.000   -0,63%
  • USD/IDR 16.280   21,00   0,13%
  • IDX 6.944   39,53   0,57%
  • KOMPAS100 1.011   9,10   0,91%
  • LQ45 769   6,42   0,84%
  • ISSI 230   2,11   0,93%
  • IDX30 395   2,10   0,54%
  • IDXHIDIV20 455   1,70   0,37%
  • IDX80 113   1,22   1,09%
  • IDXV30 115   1,19   1,05%
  • IDXQ30 128   0,74   0,59%

Penipuan dengan Modus QRIS Transfer via WhatsApp Kian Marak, Ini Kata Pakar


Rabu, 09 Juli 2025 / 06:08 WIB
Penipuan dengan Modus QRIS Transfer via WhatsApp Kian Marak, Ini Kata Pakar
ILUSTRASI. Muncul modus penipuan dengan hanya scan QRIS yang dikirimkan via WhatsApp.


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - Sebuah video menunjukkan modus penipuan dengan hanya scan QRIS yang dikirimkan via WhatsApp. 

Video tersebut diunggah oleh akun Instagram @uptodateinfo pada Sabtu (5/7/2025). 

Di dalam video itu, seorang perempuan menceritakan bahwa dirinya telah menjadi korban penipuan dan mengalami kerugian sebesar Rp 1.010.000. 

“Setelah menjadi korban saat belanja online, wanita ini ceritakan m0dus pen1-pu4n baru agar tidak ada lagi korbannya,” bunyi keterangan dalam unggahan. 

Perempuan itu bercerita, peristiwa penipuan tersebut terjadi setelah dirinya berbelanja sampo seharga Rp 10.000 di aplikasi TikTok. Setelah itu, ada nomor WhatsApp yang mengaku dari pihak ekspedisi menghubunginya.  

“Aku angkat dan dia ngomong kalau paket atas nama aku salah kirim atau tertukar dengan pelanggan yang lain,” kata korban. 

Pelaku pun mengaku bahwa hal tersebut bukan kesalahan toko, melainkan pihak ekspedisi yang salah memasukkan nomor. Pelaku juga mengirimkan nomor resi palsu kepadanya. 

“Terus dia bilang ‘Kakak bersedia enggak menerima refund, jadi nanti kita cancel secara otomatis’,” ucap korban. 

Baca Juga: OJK Soroti Penipuan Modus Syariah, Ada 12.000 Laporan ke Indonesia Anti-Scam Center

Korban pun diminta untuk scan barcode QRIS yang telah disediakan oleh pelaku. Sebelum scan, sang korban diminta login ke akun mobile banking Mandiri miliknya terlebih dahulu. 

Setelah berhasil masuk ke Mandiri, korban scan barcode tersebut dan muncul nominal sebesar Rp 1.010.000. 

“Terus aku tanya ‘Ini kalau refund berarti kamu kasih ke aku itu sejumlah Rp 1.000.000, apa enggak kebanyakan Mas?’,” ujar korban. 

Pelaku pun menjawab tidak apa-apa dia mengirim uang Rp 1.010.000. Nanti, korban tinggal mentransfer balik sebesar Rp 1.000.000. 

“Nah di dalam itu kan kalau scan itu berarti dia kirim kan, terus udah kan. Dari situ aku kok ngerasa aneh, akhirnya aku cek, saldo aku kepotong Rp 1.010.000,” tutur korban. 

Penjelasan pakar soal penipuan modus QRIS 

Pakar keamanan siber, Alfons Tanujaya menyebut, pelaku menggunakan modus penipuan QRIS Transfer.

Dia mengungkapkan ada dua metode dalam QRIS, yakni QRIS Bayar dan QRIS Transfer. 

“Bedanya kalau QRIS Bayar, kita scan QRIS dari penjual, bisa QRIS statis (nominal pembayaran bisa diatur) atau QRIS dinamis (nominal sudah tertera dalam pembayaran),” kata dia kepada Kompas.com, Senin (7/7/2025). 

Baca Juga: Ini Cara Mencegah Penipuan dari Google Maps dan Business Palsu

“Kalau QRIS Transfer, kita scan QRIS dari pengguna QRIS yang lain dan akun kita terdebet (langsung). Terdebet artinya akun kita ditarik dananya,” sambungnya. 

Alfons mengatakan, modus itu dilakukan dengan pertama-tama pelaku membuat QRIS di mobile banking-nya sendiri dengan menentukan nominal tertentu. 

Setelah itu, penipu mengaku sebagai karyawan ekspedisi untuk menghubungi korban dan memberikan QRIS tersebut. 

“Maka akun yang melakukan scan akan melakukan transfer sebesar nominal yang dimasukkan (yang telah ditentukan oleh pelaku,” ucap Alfons. 

Sementara untuk kemungkinan penipu bisa mendapatkan data korbannya, yaitu dengan menyamar sebagai penjual di TikTok. Caranya adalah dengan melakukan penjualan barang murah yang banyak diminati masyarakat secara umum. Sehingga sejak awal penjualan itu sudah ditujukan untuk memulai aksi penipuan. 

“Ketika korbannya membeli, ia akan mendapatkan data korbannya seperti nomor WhatsApp,” ujar Alfons. 

Dia menilai bahwa korban yang memang membeli barang murah dari TikTok tentunya tidak curiga dan mudah percaya. 

Namun karena kurang teliti, maka dia tertipu dengan rekayasa sosial tersebut dan saldo rekeningnya ditarik oleh pelaku. 

Tonton: QRIS Makin Dicintai! Tembus 47,8 Juta Pengguna dan 648.034 Merchant

“Sebenarnya ketika kita scan dan muncul pop up-nya, maka ada informasi apakah kita terima uang atau bayar uang,” tutur Alfons. 

“Jadi memang harus ekstra hati-hati ketika melakukan scan QRIS,” imbuhnya. 

Alfons mengimbau agar masyarakat bisa lebih berhati-hati setiap kali melakukan transaksi terhadap barang-barang murah di media sosial atau e-commerce. 

Masyarakat juga harus lebih berhati-hati kepada siapapun yang menghubungi, apalagi yang hingga meminta scan kode QR atau data, serta menjalankan aplikasi, dan hal-hal lainnya. 

"Karena transaksinya rentan digunakan untuk rekayasa sosial," pungkas Alfons.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ramai soal Penipuan dengan Modus QRIS Transfer via WhatsApp, Ini Kata Pakar"

Selanjutnya: Revisi Target Kredit Mewarnai Rencana Bisnis Perbankan

Menarik Dibaca: 20 Link Twibbon MPLS Tahun Ajaran Baru 2025/2026 Untuk SD-SMA Gratis Pakai

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Video Terkait



TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×