kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Peningkatan Belanja Negara Bisa Dorong Pemulihan Ekonomi Jika Hal Ini Terlaksana


Minggu, 03 Juli 2022 / 17:48 WIB
Peningkatan Belanja Negara Bisa Dorong Pemulihan Ekonomi Jika Hal Ini Terlaksana
ILUSTRASI. Pekerja konstruksi beraktivitas di proyek pembangunan gedung perkantoran di Jakarta, kamis (24/2/2022). Peningkatan Belanja Negara Bisa Dorong Pemulihan Ekonomi Jika Hal Ini Terlaksana.


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Berkah kenaikan harga komoditas membuat penerimaan negara kian moncer. Sehingga windfall profit yang diperoleh dijadikan sebagai bantalan oleh pemerintah untuk meningkatkan anggaran belanja tahun ini.

Adapun belanja negara mengalami peningkatan Rp 392,2 triliun yakni menjadi Rp 3.169,1 triliun dalam Peraturan Presiden (Perpres) 98/2022, dari sebelumnya Rp 2.714,2 triliun. Belanja negara ini juga meningkat 13% atau Rp 419 triliun dibandingkan belanja negara pada 2021 yakni Rp 2.750 triliun.

Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Yusuf Rendy menilai, naiknya anggaran belanja negara secara tidak langsung bisa mendorong pertumbuhan ekonomi terutama dari sisi pos belanja pemerintah dan juga pos konsumsi rumah tangga.

Seperti yang sudah diketahui, kenaikan belanja negara ini tidak terlepas dari melonjaknya subsidi yang diberikan pemerintah untuk menangkal dampak kenaikan harga minyak global.

Baca Juga: Kinerja Reksadana Saham Diperkirakan Membaik pada Kuartal III-2022

Dengan ditanggungnya subsidi ini, menurutnya kelompok yang menerima subsidi akan memiliki daya beli lebih baik, sehingga nantinya bisa digunakan untuk membelanjakan barang lain.

Untuk itu, Ia berharap konsumsi rumah tangga masih dapat tetap tumbuh di kisaran target yang ditentukan pemerintah. 

“Dengan hal ini diharapkan konsumsi rumah tangga masih dapat tetap tumbuh di kisaran target yang ditentukan pemerintah,” tutur Yusuf kepada Kontan.co.id, Minggu (3/7).

Meski begitu, Yusuf mengatakan, dalam penyalurannya belanja negara tersebut harus ada penyesuaian yang dilakukan pemerintah, terutama akibat kenaikan harga komoditas dan juga tekanan inflasi di dalam negeri.

Sebab, belajar dari pengalaman di tahun-tahun sebelumnya, terdapat tantangan penyerapan anggaran terutama hingga mencapai 100%. Pun tahun ini pasti akan dihadapkan dengan tantangan lainnya.

Baca Juga: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II-2022 Diramal Menurun, Ini Faktornya

Artinya, Yusuf berasumsi jika tentangan tersebut tidak terselesaikan, maka belanja negara yang meningkat ini berpotensi tidak terealisasikan secara penuh, terutama untuk beberapa pos seperti misalnya transfer ke daerah.

“Namun saya kira potensi realisasi yang lebih besar dibandingkan tahun lalu masih sangat mungkin untuk dilakukan pemerintah di akhir tahun nanti,” jelasnya.

Sementara ini, Ia memperkirakan, dengan adanya belanja negara yang meningkat, pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini akan sebesar 5%.

“Untuk proyeksi pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun 2022 kami masih menghitung namun untuk sementara melihat kondisi saat ini pertumbuhan ekonomi di akhir tahun nanti akan berada di Kisaran 5%,” imbuh Yusuf.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×