kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45915,11   -8,38   -0.91%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pengusaha: Perlu lahan budidaya ikan patin untuk mendukung ekspor


Senin, 26 November 2018 / 16:01 WIB
Pengusaha: Perlu lahan budidaya ikan patin untuk mendukung ekspor
ILUSTRASI. PENJUALAN IKAN AIR TAWAR


Reporter: Annisa Maulida | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Asosiasi Pengusaha Catfish Indonesia (APCI) menebutkan peningkatan industri budidaya dibutuhkan untuk mendukung ekspor ikan patin.

Sekretaris Jenderal Asosiasi Pengusaha Catfish Indonesia Azam B. Zaidy menjelaskan, patin yang akan di ekspor dalam bentuk fillet sehingga dibutuhkan budidaya ikan patin yang dekat dengan industri atau pabrik pengolahan ikan patin.

Sebabnya, sebagian besar lahan budidaya ikan patin berada di Sumatera Selatan dan Kalimantan Selatan, sehingga diperlukan lahan budidaya di sekitar Jawa atau Lampung agar bisa dikembangkan dengan optimal untuk mendukung pabrik pengolahan di Jakarta.

“Tahun 2011-2017 industri filet ikan patin berfokus untuk memenuhi permintaan pasar domestik. Sekarang ini pasar dalam negeri sudah dikuasai dan saatnya untuk bisa memperluas pasar,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Senin (26/11).

Menurut Azam, dengan menggunakan bentuk industri budidaya sudah ada pengaturan mengenai jumlah dan kualitas ikan patin untuk di ekspor. Selain itu keberadaan kolam budidaya ikan patin masih tersebar di beberapa daerah dan jauh dari pabrik pengolahan, perlu ada daerah budidaya ikan patin yang dekat dengan pabrik.

“Sekarang budidaya yang ada untuk pasar ikan segar atau lokal, sedangkan kalau untuk industri jumlahnya harus tertentu dengan berat ikan yang tertentu, biasanya ikan patin untuk pasar ikan segar atau lokal hanya sekitar 400 gram per ekor, sedangkan untuk industri (ekspor) harus sekitar 800 gram-1 kg per ekor,” lanjutnya.

Azam menilai, untuk saat ini produksi ikan patin relatif cukup untuk kebutuhan lokal dan perlu disiapkan bahan baku seperti benih ikan patin yang unggul untuk industri jika ekspor ikan patin mengalami kenaikan.

Dalam pemenuhan ekspor ikan patin dibutuhkan waktu yang lama untuk membudidayakan untuk mencapai berat tertentu sesuai kebutuhan ekspor. “Utamanya adalah membuat ikan (kolam budidaya) dekat dengan pabrik dan belum banyak pengusaha pembudidaya ikan patin yang mau untuk menambah waktu produksi untuk mendapatkan berat yang sesuai kebutuhan ekspor, karena biayanya bertambah dan juga waktu membudidayakannya lebih lama juga,” ujar Azam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×