Reporter: Risky Widia Puspitasari | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Pengusaha logistik sejak awal sudah meminta pemerintah untuk memangkas waktu dwelling time atau proses bongkar muat petikemas sampai keluar pelabuhan. Jika saat ini rata-rata dwelling time 6,2 hari harus dipangkas menjadi 4 hari.
Ketua Indonesia National Shipowners Association (INSA) Carmelita Hartoto mengatakan, dari awal pihaknya mengingatkan bahwa arus barang akan meningkat menjelang momentum tertentu. "Misal saat puasa dan lebaran," katanya kepada KONTAN, Rabu (9/7).
Carmelita mengatakan dwelling time jangan diatasi dengan pendekatan tarif karena akan meningkatkan beban logistik. Untuk itu rencana untuk membentuk unit pelayanan terpadu perizinan (UPTP) atau menghubungkan Priok dan Dryport Cikarang tentu bisa dilakukan dan diharapkan dapat menurunkan dwelling time.
Pemerintah memang tengah melakukan berbagai upaya untuk memperpendek masa tunggu. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Chairul Tanjung mengatakan, saat ini tengah melakukan pembahasan soal pemangkasan waktu tunggi di pelabuhan ini. Sementara Kemdag juga telah menyiapkan beberapa cara diantaranya menghubungkan Cikarang Dry Port dengan Tanjung Priok, sistem online pengurusan SNI dan membentuk UPTP.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News