Sumber: TribunNews.com | Editor: Uji Agung Santosa
TEGAL. Tim Satreskrim Polres Tegal berhasil meringkus sebuah truk bernopol AD 1927 CD yang mengangkut 1.000 tabung gas elpiji 3kg kosong kondisi baru yang diduga palsu.
Adapun penangkapan terjadi di depan sebuah rumah kosong yang berada di Desa Mejasem Kecamatan Kramat Gang Pala Barat 2, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Selasa (11/10/2014) petang.
Menurut keterangan saksi mata, Aziz (38) warga setempat mengatakan, dia pertama kali melihat sebuah truk bewarna merah sedang berhenti di depan rumah kosong yang tidak jauh dari rumah miliknya sekitar pukul 14.30.
Namun, tak berselang lama kemudian datang sebuah mobil box yang menghampiri. "Saya tadi lihat ada sebuah truk yang melakukan bongkar muat ratusan tabung gas melon (3kg) di depan rumah kosong itu. Kemudian setelahnya, tabung itu dipindahkan ke dalam mobil box," ujar Aziz seraya menunjuk rumah kosong yang menjadi tempat bongkar muat.
Kasat Reskrim Polres Tegal AKP Yusi Andi Sukmana mengatakan, bahwa penggerebekan sebuah truk bermuatan tabung gas elpiji baru berukuran 3 kg yang diduga palsu itu, berkat laporan dari warga sekitar.
Dari hasil penggrebekan pihaknya berhasil mengamankan 800 tabung gas elpiji berukuran 3 kg yang diduga palsu. "Dari keterangan awal sopir dan kernet, mereka membawa 1.000 tabung gas palsu dari Jakarta yang akan dikirim ke Solo. Dan juga mereka menjual tabung gas ini di bawah harga pasaran," kata dia.
Dia mengakui, sopir dan kernet sempat menurunkan 200 buah tabung gas di lokasi kejadian dan telah dibawa kabur oleh penadahnya.
"Saat ini, tabung gas yang tersisa sebanyak 800 buah, satu unit truk berserta sopir dan kernet sudah kami amankan dan masih menjalanani proses pemeriksaan di Mapolres Tegal," ungkap dia.
Petugas Hiswana Migas, Fajar Mahardika mengatakan, setelah dilakukan pengecekan, tabung gas elpiji tersebut merupakan tabung gas elpiji palsu.
Jika tabung gas palsu seperti ini beredar di masyarakat luas akan sangat berbahaya. Sebab, penggunaan tabung gas yang tidak melalui quality kontrol dari Pertamina akan sangat beresiko apabila digunakan.(Fajar Eko Nugroho)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News