kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   -4.000   -0,26%
  • USD/IDR 16.195   5,00   0,03%
  • IDX 7.164   1,22   0,02%
  • KOMPAS100 1.070   0,97   0,09%
  • LQ45 838   0,57   0,07%
  • ISSI 216   -0,45   -0,21%
  • IDX30 430   0,42   0,10%
  • IDXHIDIV20 516   -1,25   -0,24%
  • IDX80 122   0,37   0,31%
  • IDXV30 126   -0,52   -0,42%
  • IDXQ30 143   -0,58   -0,40%

Penghujung Akhir Tahun 2024, PMI Manufaktur Kembali Bergairah ke Level 51,2


Kamis, 02 Januari 2025 / 09:53 WIB
Penghujung Akhir Tahun 2024, PMI Manufaktur Kembali Bergairah ke Level 51,2
ILUSTRASI. (KONTAN/Cheppy A. Muchlis) Setelah berbulan-bulan terperosok di zona kontraksi, PMI Manufaktur Indonesia pada Desember 2024 akhirnya kembali bergairah.


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Setelah berbulan-bulan terperosok di zona kontraksi, Purchasing Manager's Index (PMI) Manufaktur Indonesia pada Desember 2024 akhirnya kembali bergairah.

Berdasarkan data dari S&P Global, PMI Manufaktur Indonesia naik ke level 51,2 dari 49,6 pada November 2024, melampaui ambang batas 50,0 untuk pertama kalinya sejak Juni 2024. 

Angka ini juga merupakan pencapaian tertinggi sejak Mei 2024, menandakan pertumbuhan sektor manufaktur yang kembali bergairah.

Kenaikan PMI ini didorong oleh peningkatan output dan permintaan baru secara bersamaan. Produksi meningkat pada tingkat sedang namun lebih cepat dibandingkan bulan sebelumnya, sementara pekerjaan baru mencatat pertumbuhan pertama dalam enam bulan terakhir. 

Baca Juga: Prediksi Kurs Rupiah di Perdagangan Awal 2025, Kamis (2/1)

Economics Director S&P Global Market Intteligence Paul Smith mengatakan bahwa ekspansi tersebut diharapkan bisa berlanjut di 2025.

Ia bilang, banyak perusahaan berharap kenaikan produksi pada tahun mendatang karena kondisi makro ekonomi stabil dan kekuatan membeli di antara klien membaik, sehingga lapangan kerja dan aktivitas pembelian meningkat.

"Perekonomian manufaktur Indonesia berakhir pada tahun 2024 dengan catatan positif. Ekspansi untuk pertama kali sejak pertengahan tahun menunjukkan bahwa penjualan dan output naik," ujar Paul dalam keterangan resminya, Kamis (2/1).

Hanya saja, Paul menyampaikan bahwa kabar kurang baik datang dari harga dengan tekanan biaya yang sedikit menguat sejak bulan November dan output kembali naik.

"Sementara, inflasi secara umum masih dapat ditangani saat ini agar tetap di bawah rata-rata jangka panjang, tren harga tentu saja akan terus diamati pada tahun baru," katanya.

Permintaan pasar yang mulai menguat, baik di dalam maupun luar negeri, turut mendorong kenaikan volume penjualan ekspor baru, meskipun masih bersifat marginal, untuk pertama kalinya dalam hampir setahun.

Untuk mengimbangi peningkatan produksi dan permintaan, perusahaan juga terus meningkatkan aktivitas pembelian selama dua bulan berturut-turut. Hal ini berdampak pada kenaikan inventaris input dengan tingkat pertumbuhan moderat selama dua bulan terakhir. 

Selain itu, optimisme perusahaan terhadap prospek output dan permintaan baru di bulan-bulan mendatang menjadi sinyal positif bahwa sektor manufaktur siap menghadapi tantangan dengan performa yang lebih solid.

Baca Juga: Bisnis Manufaktur di Jepang dan Korea Selatan Tersandung Penurunan Ekspor

Selanjutnya: Cuan 20,7% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Naik (2 Januari 2025)

Menarik Dibaca: Ini Tips Beli Rumah Pertama, Dapatkan Hunian Impian Segera

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×