kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.333.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pengguna Internet Meningkat, Ini yang DIlakukan Kominfo


Jumat, 02 Februari 2024 / 09:05 WIB
Pengguna Internet Meningkat, Ini yang DIlakukan Kominfo
ILUSTRASI. Penetrasi pengguna Internet di Indonesia terus mengalami peningkatan


Reporter: Handoyo | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penetrasi pengguna Internet di Indonesia terus mengalami peningkatan. Berdasarkan hasil Survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) Tahun 2024, tingkat penetrasi internet di Indonesia meningkat menjadi 79,5%. Dengan demikian terdapat 221,563,479 jiwa penduduk terkoneksi dari total populasi 278,6 juta jiwa. 

Direktur Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika Wayan Toni Supriyanto menyatakan hasil survei tersebut akan menjadi dasar peningkatan kolaborasi dengan pemangku kepentingan untuk meningkatkan kualitas layanan kepada masyarakat. 

“Tentu hasil (Survei Internet Indonesia 2024 APJII) ini menjadi bahan kami untuk terus bisa memberikan pengaturan terhadap perkembangan industri telekomunikasi dan juga termasuk layanan-layanannya,” tuturnya.

Baca Juga: Bappebti Blokir 1.855 Situs Internet Entitas Perdagangan Berjangka Komoditi Ilegal

Kementerian Kominfo akan menindaklanjuti hasil survei sebagai bahan edukasi kepada masyarakat. Menurut Dirjen Wayan Toni hasil survei APJII juga menjadi referensi dalam memetakan aspek atau kebutuhan masyarakat untuk pengembangan kebijakan pemerintah.

“Jadi dengan hasil ini nanti kami akan terima kemudian masyarakat bisa melihat dan disitulah akan kami lihat mana-mana celah-celah yang akan bisa kami kembangkan terus. Kalau misalnya, penetrasinya kurang kami akan kejar melalui berbagai kebijakan,” jelasnya.

Dirjen PPI menjelaskan peran Kementerian Kominfo sebagai regulator sektor komunikasi dan informatika. Menurutnya, Pemerintah tidak bisa  membangun langsung ekosistem telekomunikasi kecuali infrastruktur pasif di daerah tertinggal, terpencil, dan terluar (3T). 

“Yang dibangun Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Kominfo infrastruktur pasifnya saja, setelahnya diaktifkan oleh operator. Seperti SATRIA-1 nanti turun (orbit) yang hidupkan bukan di BAKTI-nya, nanti dijual oleh penyelenggara operator yang ditunjuk oleh BAKTI. Jadi semua sebenarnya operator, hanya wilayahnya saja, karena kami Kominfo bukan operator, kami adalah regulator yang sifatnya menjadi fasilitator, akselerator, dan regulator dalam industri telekomunikasi,” jelasnya.

Dirjen Wayan Toni mengapresiasi APJII yang telah merilis hasil survei penetrasi internet di Indonesia dan berharap ke depan dapat memperluas jangkauan survei di daerah 3T.

“Selamat buat APJII mudah-mudahan tahun depan mungkin lebih ditingkatkan lagi, diratakan lagi di daerah-daerah 3T dan juga mungkin nanti objek survei. Sehingga kita bisa melihat puzzle-puzle yang kurang bisa ditutupi dengan survei yang lebih lengkap agar utuh menjadi puzzle atau gambar yang utuh dalam satu hasil lengkap,” ungkapnya.

Ketua Umum APJII Muhammad Arif menyatakan hasil survei penetrasi internet di Indonesia diharapkan dapat menjadi masukan bagi pemerintah dalam mengambil kebijakan terkait perkembangan industri telekomunikasi di Indonesia.

“Kita berharap survei ini dapat menjadi masukan dan pegangan untuk Kominfo khususnya dalam mengambil kebijakan-kebijakan ke depannya. Yang pasti APJII sendiri berfokus pada pemerataan akses internet dan fokus pada peningkatan kualitas,” ujarnya.

Baca Juga: Kecepatan Internet Indonesia Masih Rendah di Kawasan ASEAN, Nomor 9 dari 11 Negara

Ketum APJII menjelaskan hasil survei yang diselenggarakan setiap tahun menunjukkan pertumbuhan akses internet. Meski masih terdapat sejumlah catatan mengenai layanan dan koneksi internet di daerah 3T yang perlu menjadi perhatian Pemerintah.

“Apa yang masih kurang dan itu bisa menjadikan satu kebijakan khusus dari Kominfo untuk teman-teman penyelenggara ISP ini dapat terus berkembang, dapat terus melakukan penetrasi internet ke daerah-daerah yang memang belum terlayani,” tuturnya.

Muhammad Arif menyontohkan layanan internet di Indonesia bagian Timur yang belum mencakup keseluruhan wilayah. Oleh karena itu, diperlukan kebijakan khusus agar penyelenggara ISP yang beroperasi di wilayah non-komersial dapat melayani masyarakat.

“Kita berharap makin hari daerah yang komposisi daerah rural and urban ini gab-nya tidak semakin jauh. Karena (hasil survei APJII) 70% masih di daerah urban dan 30% daerah rural, kita berharap ketika memang nanti ke depan penetrasi makin tinggi lagi, pengguna internet daerah rural juga makin berkembang dan semakin merata di Indonesia,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×