kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.528.000   8.000   0,53%
  • USD/IDR 16.255   -55,00   -0,34%
  • IDX 7.057   -8,46   -0,12%
  • KOMPAS100 1.055   -0,65   -0,06%
  • LQ45 828   -2,28   -0,27%
  • ISSI 215   0,07   0,03%
  • IDX30 424   -0,68   -0,16%
  • IDXHIDIV20 513   0,21   0,04%
  • IDX80 120   -0,17   -0,14%
  • IDXV30 125   0,79   0,63%
  • IDXQ30 142   0,12   0,08%

Pengerjaan tanggul raksasa DKI dimulai 2014


Rabu, 06 Maret 2013 / 15:49 WIB
Pengerjaan tanggul raksasa DKI dimulai 2014
ILUSTRASI. Investasi disesuaikan dengan tujuan keuangan dan juga usia. Kontan/Panji Indra


Reporter: Asep Munazat Zatnika | Editor: Havid Vebri

JAKARTA. Pemerintah akan mempercepat pelaksanaan proyek pembangunan tanggul raksasa atau giant sea wall (GSW) di Pantai utara Jakarta. Pengerjaan proyek ini rencananya akan dimulai pada tahun 2014, lebih cepat enam tahun dari rencana semula.

Keputusan dihasilkan dalam rapat koordinasi antara Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Radjasa dengan sejumlah kementerian bersama Gubernur DKI Jakarta dan Gubernur Jawa barat.

Hatta meminta tim yang terkait proyek tersebut untuk mempercepat persiapan proses pembangunan. "Dalam satu minggu tim akan merampungkan itu," ujar Hatta, Rabu (6/3).

Menurutnya, proyek tersebut merupakan bagian dari program metropolitan priority area (MPA) yang sumber pendanaannya bukan dari anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN). Pemerintah akan mengoptimalkan bantuan dari swasta dan BUMN melalui skema public private partnership (PPP).

Hatta mengaku, sudah banyak investor yang tertarik untuk mendanai proyek tersebut, begitupun dengan BUMN. Menurut Hatta, proyek ibni diminati karena keuntungannya menjanjikan.

Pasalnya, dengan dibangunnya tembok besar di teluk Jakarta, garis pantai utara Jakarta akan bertambah luas hingga 4.000 hektar. Nah, di atas lahan baru tersebut akan dibangun berbagai proyek lain, seperti jalan dan berbagai infrastruktur lainnya.

Wakil Menteri Keuangan RI, Mahendra Siregar mengaku, hingga kini pihaknya belum merinci lebih detil dana yang dibutuhkan untuk proyek tersebut. Namun, Kementerian Keuangan sebelumnya menganggarkan dana proyek tersebut sebesar Rp 300 triliun.

"Tapi itu belum rinci, masih harus dipertajam lagi," kata Mahendra. Untuk itu saat ini, pihaknya masih harus mendalami beberapa hal seperti mempelajari model, struktur serta bagaimana pembagian kewenangannya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×