kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pengendalian wabah corona menjadi kunci pertumbuhan ekonomi tahun depan


Sabtu, 05 Desember 2020 / 09:00 WIB
Pengendalian wabah corona menjadi kunci pertumbuhan ekonomi tahun depan


Reporter: Venny Suryanto | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah optimistis pertumbuhan ekonomi akan semakin membaik di tahun depan. Pemerintah memproyeksikan pertumbuhan ekonomi bisa mencapai 5,5% di 2021.

Namun, pengendalian wabah corona (Covid-19) dan vaksinasi corona akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di tahun depan.

Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Bidang Hubungan Internasional Shinta Widjaja Kamdani mengatakan, perbaikan ekonomi Indonesia sudah mulai terlihat di semester II 2020.

“Kami memproyeksikan ekonomi dunia akan berangsur normal di berbagai belahan dunia. Khususnya di negara-negara yang sudah bisa mengendalikan Covid-19 tanpa bantuan vaksin dan negara yang masyarakatnya memiliki tingkat kepercayaan tinggi terhadap vaksin Covid-19 ketika didistribusikan di negara tersebut,” kata Shinta kepada Kontan.co.id, Jumat (4/12).

Baca Juga: UPDATE Corona Indonesia, Jumat (4/12): Ada tambahan 5.803 kasus, jangan lupa 3M

Perbaikan ekonomi di negara lain tersebut akan menjadi efek positif bagi Indonesia. Namun, kata dia, hasil pengendalian wabah Covid-19 di tingkat nasional masih merupakan variabel terpenting dalam normalisasi dan peningkatan kinerja ekonomi nasional di 2021.

Menurut Shinta, untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi tahun depan, peran belanja pemerintah masih akan sangat kuat. Hal ini karena masih adanya ketidakpastian akibat pandemi Covid-19. “Bahkan kami memproyeksikan, pandemi Covid-19 belum akan berakhir di paruh pertama 2021 sehingga ketidakpastian  masih akan ada,” ujarnya.

Stimulus melalui program pemulihan ekonomi nasional (PEN) juga masih akan menjadi pendorong ekonomi di 2021, namun efeknya tidak signifikan mengingat anggaran PEN tahun depan akan menyusut sekitar 50%.

Kadin sendiri memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2021 sulit menembus 5%. Shinta menyebutkan ada faktor penghambatnya. Pertama, pengendalian pandemi Covid-19 yang buruk di Indonesia sehingga akan menjadi variabel risiko terbesar dalam normalisasi iklim usaha dan investasi nasional.

Kedua, implementasi UU Cipta Kerja yang lambat atau tidak konsisten di lapangan.

Shinta menambahkan, peran vaksinasi corona dalam pemulihan ekonomi nasional juga penting. Bila vaksin didistribusikan dengan lancar ke masyarakat di semester I 2021, proses normalisasi kegiatan ekonomi akan lebih cepat sehingga bisa mendukung pertumbuhan ekonomi di 2021.

#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitanganpakaisabun

Selanjutnya: Tidak anjurkan paspor kekebalan corona, WHO siapkan sertifikat vaksinasi digital

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×