kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Pengamat: Partai Berkarya memiliki peluang besar


Senin, 19 Februari 2018 / 21:39 WIB
Pengamat: Partai Berkarya memiliki peluang besar
ILUSTRASI. Nomor urut Partai Berkarya


Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Sofyan Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menghadapi pemilihan umum 2019, pengamat politik melihat ada peluang bagi Partai Berkarya yang didirikan oleh Hutomo Mandala Putra atau Tommy Soeharto, putra mantan presiden RI kedua Soeharto. Bukan karena menggadang nama keluarga Cendana, namun karena kekecewaan masyarakat pada para elit politik saat ini.

Sebagai informasi, Partai Berkarya yang didirikan pada Juli 2016 dan disahkan pemerintah pada bulan Oktober 2016 akan mengikuti pemilihan umum tahun depan. Partai ini dipimpin oleh Neneng A. Tutty, dan posisi Sekretaris Jenderal dijabat oleh Badaruddin Andi Picunang. Sedangkan posisi Ketua Majelis Tinggi dan Dewan Pembina Partai dipegang oleh Hutomo Mandala Putra atau Tommy Soeharto.

Pengamat Politik UNJ & Direktur Puspol Indonesia Ubedilah Badrun menyampaikan, setidaknya terdapat tiga alasan yang membuat masyarakat akan condong pada partai-partai yang mengusung nama keluarga Cendana.

Pertama, masyarakat melihat performa partai politik yang selama ini berkuasa dinilai cukup mengecewakan masyarakat, terutama banyaknya kasus korupsi yang menerpa elit partai politik.

Kedua, Soeharto nampaknya masih memiliki loyalis yang cukup kuat hingga saat ini karena ternyata imaginasi publik pada masa jayanya Soeharto masih belum hilang. Publik yang lain cenderung melupakan praktik diktator rezim orba tersebut.

Ketiga, tokoh penting partai baru seperti Partai Berkarya adalah putra Soeharto yang bisa menjadi tumpuan dahaga publik pada kepemimpinan Soeharto. "Tommy Soeharto masih belum sepenuhnya pulih dari citra buruk masa lalunya, tetapi publik nampaknya mulai realistis untuk membuka pintu politik bagi Tommy yang perlahan mulai menunjukkan kemampuan politiknya," jelas Ubedilah kepada Kontan.co.id, Senin (19/2).

Kepiawaian Tommy dalam berpolitik terbukti mampu membawa partai berkarya lolos dan ikut pemilu 2019. Kondisi ini berbeda dengan partai Gerindra yang mengusung Prabowo Subianto, menantu Soeharto dan partai Garuda yang mengusung Ahmad Ridha Sabana, Presiden Direktur PT Cipta Televisi Pendidikan Indonesia (TPI).

Menurut Ubedilah, performa buruk Golkar sebagai partai besutan Soeharto banyak menuai kekecewaan dalam 10 tahun terakhir ini sehingga dimungkinkan pemilih Golkar yang kecewa akan beralih ke Partai Berkarya.

Sedangkan peluang partai Garuda untuk mendulang suara ada karena Sekjen Partai Garuda Abdullah Masyuri memiliki jaringan ke pasar-pasar tradisional se-Indonesia. Adapun dukungan dari putri keluarga Soeharto bisa tersalurkan karena memiliki TPI. "Tetapi masih sangat sulit untuk menandingi ketokohan Tommy," jelas Ubedillah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×