kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Pengamat Minta Badan Penerimaan Negara Harus Jadi Lembaga Independen


Jumat, 09 Agustus 2024 / 17:38 WIB
Pengamat Minta Badan Penerimaan Negara Harus Jadi Lembaga Independen
ILUSTRASI. pengamat meminta Badan Penerimaan Negara (BPN) dijadikan suatu Lembaga yang independen.


Reporter: Shifa Nur Fadila | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam merealisasikan janji Presiden terpilih Prabowo Subianto dan Wakil Presiden terpilih Gibran Rakabuming Raka untuk mendirikan Badan Penerimaan Negara, pengamat meminta BPN  dijadikan suatu Lembaga yang independen. 

Pengamat Pajak Center for Indonesia Taxation Analysis (CITA) Fajry Akbar mengatakan BPN sudah masuk ke dalam Rapat Kerja Pemerintah  (RKP) tahun 2025. Artinya, kemungkinan besar pembentukan BPN akan dijalankan oleh Pemerintah. 

"Setelah Pilpres ini, tentunya sudah sewajarnya bagi Presiden terpilih untuk merealisasikan janji politiknya," ungkap Fajry kepada Kontan, Jumat (9/8). 

Baca Juga: Pengamat: Badan Penerimaan Negara Perlu Direalisasikan pada 2025

Meski begitu menurut Fajry pembentukan BPN ini harus ideal agar output dari pembentukannya menjadi optimal bagi penerimaan negara. Ia menyebutkan BPN harus dapat menghilangkan atau mengurangi sebagian besar intervensi politik. Fajry berpendapat BPN harus menjadi sebuah lembaga yang independen dari tekanan atau intervensi politik.

"Ini terkait struktur organisasi, jangan sampai desain struktur organisasi BPN nantinya memberikan ruang bagi pihak eksternal baik itu pemerintah atau legislatif atau lainnya untuk melakukan intervensi atau campur tangan, ini menjadi poin yang sangat krusial sekali," ungkapnya. 

Selain itu Fajry mengatakan desain BPN yang baru harus dapat memberikan fleksibilitas dalam Sumber Daya Manusia (SDM). Artinya memberikan ruang sebesar-besarnya untuk merekrut SDM yang kompeten dan sesuai keahliannya serta merotasi atau bahkan mengganti SDM yang tidak sesuai, tidak perform, atau bahkan melakukan potensi fraud. Kemudian BPN juga harus dapat memberikan peningkatan kapasitas dan fleksibilitas anggaran. Menurutnya pendanaan BPN haruslah kuat dan stabil.  

"Selanjutnya, menurut Fajry BPN haruslah memberikan ruang bagi BPN untuk dapat beroperasi sesuai dengan business principle atau terlepas dan terbebas dari birokrasi pelayanan publik yang kaku," ujarnya. 

Baca Juga: Kementerian Agraria telah Selamatkan Rp 5,7 Triliun Uang Negara dari Mafia Tanah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×